Masjid Apung Pacitan Terseret Banjir Hingga Tengah Laut

Masjid apung terseret banjir hingga ke tengah laut/Repro
Masjid apung terseret banjir hingga ke tengah laut/Repro

Sebuah masjid apung di muara Sungai Grindulu, Pantai Pancerdoor, Kabupaten Pacitan teseret arus hingga ke tengah lautan, Rabu (10/2). Masyarakat sekitar mengetahuinya pada pukul 03.00 wib. 


"Kejadiannya sekitar pukul 03.00 dini hari. Banjir Sungai Grindulu mulai datang. Jadi ya (masjidnya) udah di lautan," ujar penjaga masjid apung, Ryan Yudianto, Rabu siang. 

Dia mengatakan bahwa masjid apung ini berdiri di atas aliran Sungai Grindulu. Beberapa hari terakhir, arus di Sungai Grindulu meningkat karena insentitas hujan yang luar biasa. 

"Kemudian banyak membawa sampah Dari Sungai mungkin membuat pertahanan rakitnya. Membuat tali penahanannya putus," tambahnya. 

Beberapa kali, kata dia, masjid agak geser. Hari ini tadi, pukul 05.00 wib ada yang mengetahui masjid sudah berada di tengah laut. Kemudian ada warga yang memgaku pertama kali tahu pada pukul 03.00 wib.

"Sekitar satu kilometer dari bibir pantai. Jadi tahu-tahu sudah di tengah laut. Sekitar 1 km dari bibir pantai," jelas Ryan. 

Menurutnya, isi masjid apung itu adalah alat shalat, Alquran, pengeras suara, karpet dan tikar. 

Selama kurang lebih dua jam terombang-ambing di tengah laut, akhirnya masjid apung berhasil dievakuasi. 

"Alhamdulillah sudah bisa dievakuasi. Ini mau dibawa ke muara," ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianitta Agustinawati, Rabu (10/2). 

Dia menjelaskan meski sempat terseret air, namun bangunan masjid tidak mengalami kerusakan yang berarti. Hanya ada kerusakan kecil yang terjadi. 

Contohnya, tirai sobek maupun penahan bagian bawah yang menempel dirakit patah. Secara keseluruhan masjid berbahan kayu dan bambu itu tampak masih utuh.

Menurutnya, masjid apung bisa dievakuasi karena semua pihak yang bergotong royong. Pasalnya untuk membawa bangunan masjid hingga ke pantai tidak mudah. 

"Awalnya ada empat petugas Tim Reaksi Cepat dari BPBD merapat ke lokasi masjid berada. Mereka lantas mengikatkan tambang untuk selanjutnya ditarik perlahan," tuturnya. 

Usaha itu sempat gagal. Akhirnya, upaya menarik tambang melibatkan beberapa unit mobil jip milik anggota Komunitas Off Roader Pacitan. Dalam tempo sekitar dua jam bangunan dengan luas lantai 8x8 meter tersebut berhasil dievakuasi.