Di Depan Gedung KPK, BIN Sebut “Negeri Para Bedebah”

  Aksi BIN saat membaca puisi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis siang (11/2)/RMOL
Aksi BIN saat membaca puisi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis siang (11/2)/RMOL

Koordinator Aksi Gerakan Indonesia Beres (GIB), Bambang Isti Nugroho (BIN) tidak hanya menyerahkan dua “tahanan” koruptor bantuan sosial (bansos) saat datang ke Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis siang (11/2). 


Dia juga membacakan dua puisi. Pembacaan puisi ini merupakan salah satu agenda yang ditampilkan dari GIB saat menggelar aksi unjuk rasa mendesak agar KPK menghukum mati koruptor bansos.

Melansir Kantor Berita Politik RMOL, puisi BIN ini dibacakan meskipun dalam kondisi sinar matahari menyengat kulitnya.

Puisi yang dibacakan berjudul "Negeri Para Bedebah" yang merupakan sajak dari mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi.

Selain itu, puisi kedua yang dibacakan BIN berjudul "Negeriku Sedang Dilahap Rayap" yang merupakan karya Taufik Ismail.

Tak hanya membaca puisi, aksi ini juga menampilkan teatrikal dua orang yang mengenakan rompi berwarna oranye dengan tangan diborgol dan menggunakan papan nama.

Pada orang pertama, papan namanya bertuliskan "HaHa Wakil Rakyat". Sedangkan orang satunya lagi bertuliskan "IYe Wakil Rakyat".

Kedua orang itu diduga adalah dua anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, yaitu Herman Herry dan Ihsan Yunus. Di mana sejumlah pemberitaan terus mengaitkan keduanya diduga terlibat dalam perkara bansos yang menjerat Juliari Peter Batubara saat menjabat sebagai Menteri Sosial.

Aksi dari GIB ini juga menampilkan alunan irama musik dan lagu dengan syair tentang korupsi di Indonesia.