AWS Dukung Pemerintah Tuntaskan Penanganan dan Vaksinasi Covid-19

Webinar AWS
Webinar AWS

Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021, Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) menggelar webinar dengan mengangkat tema "Peran Media Massa Dalam Ikut Menekan Penyebaran Covid-19 dan Mendukung Pelaksanaan Vaksinasi di Jawa Timur".


Mengawali diskusi, Ketua AWS Martudji mengatakan di tengah pandemi dan keterbatasan ruang gerak, wartawan khususnya di Surabaya tetap menjaga eksistensinya dalam mengemban amanat UU No 14 terkait keterbukaan dan kebutuhan informasi yang menjadi hak masyarakat, dengan tetap mengedepankan kode etik jurnalistik.

"Sesuai dengan fungsinya, rekan-rekan wartawan tetap dan harus menjalankan tugas, menggali dan menyajikan informasi yang dikemas dalam pemberitaan, termasuk soal Covid-19 dan penanganan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur," kata Martudji dikutip Kantor Berita RMOLJatim, di acara yang digelar di Studio Radio Suara Sidoarjo, Rabu (17/2).

Dengan dipandu penyiar Radio Suara Sidoarjo, Atika ada tiga orang narasumber yang hadir via zoom, dr Joni Wahyudianto, Ketua Gugus Kuratif Penanggulangan Covid-19 Jawa Timur, menyampaikan dengan gamblang soal Covid-19, serta perjalanan penanganan dan dinamikanya.Termasuk soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga PPKM Mikro, serta jalannya pelaksanaan vaksinasi yang berlangsung hingga saat ini.

Dirut RSU dr Soetomo itu menegaskan pentingnya sinergitas dengan media massa dalam penanganan Covid-19.  

"Sejak awal apapun yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jatim, kita teruskan kepada masyarakat melalui rekan-rekan media. Jadi, di Grahadi itu pada awal-awal kemunculan dan penanganannya kita sampaikan melalui konferensi pers. Termasuk juga kita sebar melalui grup WA," urai dr Joni.

Disebutkan, saat ini Jatim masuk kategori bagus dalam penanganan nya, meski diakui angka kematian pasien Covid-19 tergolong tinggi dibanding daerah lainnya di Indonesia. 

"Ini yang menjadi PR kita dan menjadi agenda bahasan dengan Kemenkes, angka kematian masih tinggi, karena umumnya ada penyakit penyerta atau comorbit, lebih dari tiga. Untuk ketersediaan RS Rujukan juga faskes Jatim tergolong bagus, ada 165 RS Rujukan," urainya. 

Dokter Joni juga mengingatkan dan bisa disampaikan oleh wartawan, bahwa masyarakat tidak perlu bingung mencari RS Rujukan untuk keluarganya yang tengah sakit atau terpapar covid, karena itu menjadi tanggungjawab rumah sakit. 

"Catatannya, dan rekan-rekan media harus menyampaikan masyarakat tidak perlu kebingungan mencarikan RS rujukan, itu tanggung jawab rumah sakit dan dokter yang menentukan," katanya.

Soal vaksinasi, dr Joni menyebut sesuai ketentuan WHO dipastikan semua akan mendapatkan, kecuali yang mendapat rekomendasi atau catatan khusus. Dia mengibaratkan, sejak kecil masyarakat masyarakat di Indonesia terbiasa mendapatkan suntikan vaksin. Untuk pekerja media dia menyebut, sudah dikomunikasikan dengan induk organisasi wartawan. 

"Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mendapatkan vaksinasi, kecuali yang memang ada catatan atau riwayat khusus soal medis," urainya.

Kemudian, Dr. dr. Sukma Sahadewa, Ketua Perhimpunan Dokter NU Surabaya, selain menekankan pentingnya sinergitas dengan wartawan, mengingatkan hal utama yang tak kalah penting adalah penanganan covid. Termasuk, diharapkan selalu dilakukan kajian-kajian terhadap hal-hal yang telah dilaksanakan.

"Termasuk yang kami lakukan, dengan komunitas kami (NU) yang langsung menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat, tentu tidak seperti yang dilakukan oleh tim gugus tugas," kata dr Sukma. 

Pihaknya juga menyadari tantangan profesi jurnalis di era digital saat ini adalah ulah buzzer, yang dengan mudah menyebar berita hoax.

Narsum berikutnya, Awang Dharmawan, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), selain memberikan support kepada para pekerja media dalam menjalankan tugas. Di masa pandemi ini dia mengingatkan untuk  mengedepankan kepentingan masyarakat. Tetap kritis menyikapi persoalan dengan menjaga tanggungjawab sosial. 

"Tetap kritis dalam mengemban tugas komunikasi, utamanya dalam menyampaikan informasi, yang jelas, akurat dan mendalam," ujar Awang.