Kerumunan Jokowi Di Maumere, Penindakan Pelanggar Prokes Hanya Berlaku Pada Lawan Politik

Tangkapan layar saat warga menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Maumere/Repro
Tangkapan layar saat warga menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Maumere/Repro

Kerumunan Presiden Joko Widodo ke Maumere, Nusa Tenggara Timur, menjadi pergunjingan di dunia maya. 


Dalam video yang beredar luas, tampak masyarakat sekitar abai terhadap protokol kesehatan. Mereka abai dan tetap berkerumun demi bertemu langsung Presiden Joko Widodo. Bahkan presiden terlihat membagi-bagikan sesuatu di tengah kerumunan. 

Video itu kontan menampar komitmen pemerintah yang selalu menggalakan taat protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi Covid-19.

Kerumunan tersebut menunjukkan kelalaian pemerintah daerah dalam menegakkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap pun mengkritik dan menyebut penegakan aturan pelanggaran prokes sepertinya hanya berlaku pada orang-orang di luar lingkaran kekuasaan atau "lawan politik".

Sebut saja salah satunya Habib Rizieq Shihab yang menjadi tahanan karena kerumunan pada kegiatan di kediamannya.

"Aturan penindakan pelanggar prokes Covid-19 hanya berlaku ‘pada lawan’," kata Yan Harahap di akun Twitter pribadinya, Selasa (23/2).

Berkenaan dengan peristiwa kerumunan tersebut, pihak istana negara telah buka suara. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di Maumere saat Presiden Jokowi dalam rangka kunjungan kerja untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.

Saat dalam perjalanan, warga sekitar sudah menunggu di pinggir jalan dan mendekati mobil yang ditumpangi presiden.

"Saat rangkaian melambat, masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti. Mobil yang digunakan presiden atapnya dapat dibuka, sehingga presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," kata Bey sebagaimana dilansir Kantor Berita Politik RMOL.