Pemerintah Diminta Lebih Perhatian Pada Nasib Peternak

Tangkapan layar Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat menjadi narasumber dalam diskusi daring Jaya Suprana Show bertajuk
Tangkapan layar Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat menjadi narasumber dalam diskusi daring Jaya Suprana Show bertajuk

Mahalnya biaya produksi masih menjadi pekerjaan rumah (PR) apabila pemerintah tidak memberikan perhatian terhadap para peternak, termasuk peternak ayam.


Sebab, biaya produksi yang mahal akan sangat menentukan harga jual dan penghasilan para peternak itu sendiri.

Demikian disampaikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat menjadi narasumber dalam diskusi daring Jaya Suprana Show bertajuk "Pengamat Peternakan dan Perkebunan" pada Jumat (26/2).

"Sesuatu yang menggelitik yaitu cost produksi itu sangat tinggi, 25 persen selisihnya kan. Dan ini bukan hanya ayam, hampir di semua industri itu cost produksi tinggi," kata presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu.

Atas dasar tersebut, Gatot berharap kepada pemerintah dan lembaga terkait untuk turut memikirkan hal ini guna mengurangi beban para peternak dan masyarakat bisa membeli hasil produksi dengan harga terjangkau. 

"Tolonglah mulai sekarang ini pemerintah, komunitas-komunitas pertanian dengan keahlian yang ada coba gimana harus bisa merekayasa atau menghasilkan anak-anak ayam petelur atau pedaging yang berkualitas," tuturnya.

"Kemudian mendidik di tiap-tiap daerah itu, tapi dengan harga yang menguntungkan bagi petani juga masyarakat. Pakan ayam juga sama. Sehingga nanti ada penyeragaman," sambung Gatot yang juga sebagai pelaku ternak ayam petelur.

Menurut Gatot, jika pemerintah mampu memberdayakan daerah-daerah untuk bisa menghasilkan, misalnya DOC (Day-old-chicken) atau anak ayam yang berumur di bawah 10 hari yang digunakan sebagai bibit untuk ternak ayam.

Juga pakan ayam sendiri, pasti harganya terjangkau maka diyakini akan menghasilkan ayam dan telur yang berkualitas dengan harga yang murah.

"Petani kebeli pakan, masyarakat kebeli telur karena ini kan protein termurah. Jadi akhirnya ke masyarakat juga ini," demikian Gatot Nurmantyo.