Stok Aman Bahkan Surplus, Bupati Yurohnur Tegaskan Kabupaten Lamongan Tidak Butuh Impor Beras 

Bupati Lamongan Yuhronur Effendi saat sidak beras dan gabah di gudang Bulog Sukorejo Lamongan/RMOLJatim
Bupati Lamongan Yuhronur Effendi saat sidak beras dan gabah di gudang Bulog Sukorejo Lamongan/RMOLJatim

Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menegaskan, stok beras di Kabupaten Lamongan dalam posisi aman bahkan sekarang surplus. Sehingga Kabupaten Lamongan tidak butuh impor beras meski sedang menghadapi pandemi Covid-19.  


“Untuk ketahanan pangan di Kabupaten Lamongan masih siap. Kini Lamongan sedang surplus beras. Sehingga saya pikir di Lamongan tidak memerlukan untuk impor beras,” tegas Yuhronur Effendi kepada Kantor Berita RMOLJatim ketika sidak beras dan gabah di gudang Bulog Sukorejo Lamongan, Selasa (9/3).

Mengenai harga gabah yang anjlok mengalami penurunan harga yang cukup drastis, Yurohnur mengatakan akan mendorong Bulog Sukorejo Lamongan dan Bulog Karanggeneng Babat agar segera melakukan percepatan penyerapan. 

“Ya, kita akan terus mendorong penyerapan gabah dari petani. Dengan demikian harga jual gabah bisa sendirinya naik,” jelasnya.

Yurohnur berharap, lumbung-lumbung pangan di Kabupaten Lamongan juga segera melakukan penyerapan untuk membantu supaya harga gabah ini bisa naik lagi. 

“Sampai dengan akhir bulan Maret ini kan puncak-puncaknya panen. Untuk itu lumbung-lumbung pangan juga segera melakukan percepatan penyerapan gabah, karena sekarang lagi panen,” tuturnya.  

Bukan hanya itu, Bupati Lamongan menuturkan gerakan Ayo Beli Produk Lamongan juga bertujuan supaya beras dan gabah ini segera terserap dalam konsumsi masyarakat di Kabupaten Lamongan. 

“Tentunya gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pembelian dan permintaan gabah yang saat ini harganya antara Rp 3.800 sampai Rp 3.900. Begitu juga beras khususnya di Kabupaten Lamongan,” beber Bupati Lamongan. 

Sedangkan, Kepala Gudang Sukorejo Lamongan Aditya Bagus mengaku, akan merencanakan pengadaan dan penyerapan beras di wilayah Kabupaten Lamongan. 

“Di gudang ini space nya penuh dan kami hanya menerima beras. Target penyerapan beras dengan harga Rp 8.300 spesifikasi medium segera kami lakukan kurang lebih 5 ribu ton,” kata Aditya.

Aditya menjelaskan, gudang Sukorejo Lamongan memiliki kemampuan untuk menampung beras maksimal 10 ribu ton dengan jumlah 5 unit lokal dengan penyaluran beras setiap bulan ratusan ton. 

“Karena masih penuh penyerapan beras belum kita laksanakan. Namun tiap bulan kita sudah menyalurkan beras kurang lebih 100-200 ton tiap bulan,” demikian Aditya Bagus.