Warga Tuban Gelar Ritual Sakral Tolak Pagebluk Covid-19 

Warga Tuban gelar ritual sakral tolak pagebluk Covid-19/RMOLJatim
Warga Tuban gelar ritual sakral tolak pagebluk Covid-19/RMOLJatim

Warga Plumpang, Kecamatan  Plumpang, Kabupaten Tuban, menggelar ritual untuk menyingkirkan wabah (pagebluk) Covid -19 yang tak kunjung selesai melanda negeri ini.


Agenda tersebut dilaksanakan di tengah jalan kampung dengan berbagai ritual yang sangat sacral. Sejak pagi para ibu mulai memasak makanan dan jajanan khas kearifan lokal yang ada nilai mitosnya. Di antaranya nasi kuning yang dimasak bucu atau tumpeng lengkap berbagai bumbu dan ikan. Ada juga bubur merah putih sebagai sajen ritual utama yang diyakini sebagai tolak balak pagebluk.

Mbah Hanafi, salah seorang tokoh spiritual setempat menjelaskan bubur merah putih dipercaya dan diyakini warga sebagai lantaran menolak, mengusir dan menjauhkan marabahaya. 

Mbah Hanafi juga menerangkan, selain tumpeng, ritual juga menyajikan jajanan khas. Seperti Pleret dan jajan pasar. Camilan ini juga memiliki arti tersendiri menurut adat setempat. 

“Pleret mengartikan bahwa doa yang dipanjatkan bisa lancar tanpa halangan. Filosofi jajanan lain, seperti ketupan dan lepet juga disajikan dalam bancaan tolak balak. Ini bisa diartikan saling memaafkan dan merukunkan antar warga menjadi awal pengampunan dosa antar sesama," terang Mbah Hanafi pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (10/3). 

Mbah Hanafi menambahkan, dalam ritual terdapat buah yang ditali menjadi satu. Ini mengartikan bahwa kekompakan antar warga bisa menjauhkan dari marabahaya. 

Seluruh suguhan yang dipersiapkan, selanjutkan diarak di jalan poros desa oleh warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk syukur.

"Hidangan sajen ini adalah bagian dari doa yang digambarkan. Selain hidangan, juga ada doa yang dipanjatkan. Yakni mulai bacaan Ayat Kursi sebanyak 3 kali, bacaan Istighfar sebanyak 10 kali dan Alfatihan serta surat pendek lainnya." Jelasnya.

"Hubungan sesajian dan ritual agar panjatan doa secara lisan dan filosofi makanan bisa menghantarkan khusuknya doa agar terkabul. Sehingga pandemi yang selama ini dianggap momok, bisa segera hilang dan musnah," harap Mbah Hanafi.

Sementara Munawar, tokoh Agama setempat mengucapkan syukur pada warga semangat yang melakukaan doa bersama sebagai doa tolak balak agar pandemi Covid-19  bisa segera berakhir.

"Acara  ritual tersebut warga juga memberi santunan 50 anak yatim. Keberkahan doa anak yatim, diharapkan bisa membantu terkabulnya harapan warga. Sengaja bancaan dilakukan di bulan Maret, atau dalam kalinder islam bulan Rajab. Di bulan Rajab ini dipercaya banyak warga mendapat keberkahan dan kebaikan,” tutur Munawar.