Komisi IX Pertanyakan Masuknya Vaksin AstraZeneca ke Indonesia

Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Net
Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Net

Komisi IX DPR RI mencecar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin perihal masuknya vaksin AstraZeneca ke Indonesia. Padahal vaksin tersebut di beberapa negara telah dihentikan peredarannya.


“Ada kejadian viral terkait pembekuan darah yang setelah divaksin AstraZeneca ini mohon dijelaskan juga bagaimana di Indonesia," tanya anggota Komisi IX DPR RI Nur Yasin dalam rapat dengar pendapat dengan Kemenkes, BPOM, Kadin dan APINDO, gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (15/3).

"Karena ini akan kemungkinannya di Indonesia akan divaksinkan segera, di Indonesia sudah datang 1,1 juta sehingga perlu dijelaskan kemungkinan-kemungkinannya,” sambungnya. 

Politisi PKB ini mempertanyakan perihal AstraZeneca yang diperuntukkan di Indonesia dengan yang diproduksi untuk negara Korea dan Jerman.

“Apa itu juga ada bedanya AstraZeneca keluaran Korea dengan yang Jerman? Apa yang membeku itu keluaran Jerman misalnya, nah ini perlu dijelaskan, kami banyak dapat pertanyaan dari masyarakat di dapil kami,” tandasnya.

Sementara anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mempertanyakan Badan POM yang memberikan kelonggaran terhadap AstraZeneca. Padahal sebelumnya, vaksin Sinovac masuk ke Indonesia melalui screening yang cukup ketat.

“Pada saat vaksin Sinovac masuk, itu melalui screening yang cukup jelas, cukup ketat, tetapi ketika masuk AstraZeneca ini enggak ketat,” tegas Yahya.

Yahya menduga, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak melakukan pemeriksaan yang akurat dan detil terhadap vaksin dari Universitas Oxford tersebut.

“Mungkin BPOM enggak lakukan pemeriksaan,” imbuhnya.

Yahya juga mencecar Menkes terkait kehalalan vaksin AstraZeneca. Jika sebelumnya vaksin Sinovac cukup alot perihal kehalalan, dia melihat tidak ada perdebatan yang muncul terhadap AstraZeneca.

“Apakah AstraZeneca ini sudah diperiksa MUI tentang kehalalannya? Saya minta, selama belum ada pemeriksaan sertifikasi kehalalan, jangan didistribuskan ke masyarakat karena ini sensitif," tegasnya lagi.

Selain Yahya Zaini, politisi PDI Perjuangan, I Ketut Kariyasa Adnyana juga heran dengan penggunaan vaksin AstraZeneca. Sebab di beberapa negara lain, penggunaan vaksin tersebut justru dihentikan.

“Beberapa negara di Eropa dan Asia Tenggara sementara menghentikan vaksin AstraZeneca. Nah ini apakah sikap pemerintah sama dengan sikap negara yang di Eropa terhadap vaskin ini?” tegasnya lagi.

Pun demikian disampaikan anggota Komisi IX, Dewi Asmara yang kembali mengingatkan soal kehalalan vaksin AstraZeneca.

“Harus dipastikan kehalalannya. Untuk BPOM pertanyaannya adalah apakah kepastian halalnya ini berlaku semua vaksin di Indonesia, termasuk nanti vaksin Gotong Royong?" Tutupnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.


ikuti update rmoljatim di google news