Soal Impor Beras dan Garam, Negeri Ini Sedang Dikendalikan Pemburu Rente

Moh. Trijanto/Ist
Moh. Trijanto/Ist

Rencana pemerintah mengimpor beras 1 juta ton dan garam 3,07 juta ton tahun ini mendapat penolakan dari banyak pihak. 


Aktivis antikorupsi, Moh. Trijanto menyatakan menolak rencana pemerintah melakukan impor karena bisa membuat harga gabah dan garam di tingkat petani menjadi anjlok.

“Impor harus ditolak. Harga gabah di tingkat petani bisa anjlok karena faktor spekulan. Begitu juga dengan garam. Kalau impor garam untuk konsumsi bisa membuat petani menjerit. Bukankah pasokan diprediksi akan meningkat saat impor tiba,” tandas Trijanto pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (20/3).

Trijanto juga mengkhawatirkan, dengan dibukanya kran impor oleh pemerintah justru akan menguntungkan para pemburu rente. 

“Patut diduga ada rente. Negeri ini sedang dikendalikan pemburu rente,” ujarnya. 

Ditambahkan Trijanto, kebijakan impor beras dan garam harus benar-benar diawasi. Pasalnya, di sini merupakan area resiko terjadinya praktik kartel. 

“Impor selalu menjadi lahan basah para rente yang diduga dilakukan oleh pengusaha, politisi hingga birokrasi. Impor tidak selamanya menguntungkan rakyat. Sebab di situ akan muncul permainan harga. Pada akhirnya petani dan rakyat yang kembali dirugikan,” demikian Trijanto.