Secara umum bangsa Indonesia masih terbilang sangat feodal. Hal itu juga yang menyebabkan anak-anak bangsa gagal terbang tinggi.
- Surya Paloh: Niat Baik Belum Tentu Berbalas Sambutan Baik
- Vaksin Tidak 100 Persen Cegah Kematian, Anies Baswedan: Kematian Di Tangan Allah
- Tidak Menjual, Duet Anies-Ganjar Justru Akan Untungkan Prabowo
Begitu jawaban tokoh nasional DR. Rizal Ramli atas pertanyaan pakar hukum tata negara Refly Harun dalam perbincangan di kanal YouTube, Refly Harun yang diunggah Senin (22/3).
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, mulanya, keduanya membahas mengenai demokratisasi di dalam tubuh partai. Kemudian Refly mengurai pandangannya mengenai demokrasi secara struktural dan cultural di internal partai.
Secara struktural, kata Refly, kepemimpinan partai memang kemungkinan tidak demokratis, karena struktur yang dibuat memang disusun tidak demokratis.
Sementara secara cultural, partai memang feodal. Sekalipun dibuka ruang demokrasi, tetap saja ketua umum penentu keputusan.
“Kepada Gerindra, kepada PDIP, kepada Nasdem pasti sebelum demokratisasi terjadi, anggota partai pasti bilang ya terserah aja ketua umum,” tuturnya.
“Secara umum bangsa kita memang masih sangat feodal,” jawab Rizal Ramli atas tanggapan Refly Harun.
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu kemudian mengurai mengenai sebuah lukisan di kantornya yang dibuat oleh Yayak Jatmika. Lukisan itu bergambar anak muda Indonesia yang membaca buku dan memegang tali yang terikat pada sebuah balon besar berwarna merah putih.
“Artinya pemuda dan pemudi yang cerdas bisa terbang setinggi mungkin,” urainya menjelaskan.
Namun demikian, di kaki pemuda tersebut terikat beban yang berat sehingga membuatnya sulit untuk terbang. Ada tiga beban yang menjeratnya, yaitu feodalisme, primordialisme, dan korupsi.
“Itu yang merusak sistem kita. Tugas kita memotong beban tersebut,” tegasnya.
Singkatnya, Rizal Ramli menegaskan bahwa harus ada perubahan mendasar agar demokrasi kriminal di Indonesia bisa segera diubah menjadi demokrasi yang bersih dan amana.
“(Dengan begitu) baru bangsa kita bisa jadi bangsa besar,” tutup mantan Menko Kemaritiman itu.
- Elektabilitas Figur Tinggi Karena Pandemi, Ketua Bappilu PDIP: Pergerakan Mereka di Lapangan Belum Ada
- DPC Demokrat Banyuwangi Solid Untuk AHY, Bukan Moeldoko
- Kepala BNPB Pastikan Distribusi Logistik Tetap Berjalan Meski Puluhan Wilayah di NTT Terisolir