Ketua DPD RI Minta Kominfo Saring Medsos Dari Paham Radikalisme

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti/Ist
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti/Ist

Aksi penyerangan yang dilakukan wanita muda berinisial ZA (25 tahun), membuat Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti miris. Menurutnya, hal ini membuktikan generasi muda cukup rentan dengan penyebaran paham radikalisme.


"Kita sangat miris dengan perkembangan terorisme di Tanah Air. Pasalnya pelaku teroris merupakan usia milenial yang semestinya masa usia produktif dalam belajar dan bekerja," tutur LaNyalla, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/4).

Ketua senator asal Jawa Timur itu mengajak generasi milenial untuk berhati-hati dalam menerima sebaran ajaran paham-paham garis keras.

"Buat generasi milenial, saring dahulu informasi dan ajaran yang kalian dapat. Sebab, mereka akan mempengaruhi cara berfikir dan bertindak yang dapat merugikan diri sendiri, terlebih mengorbankan nyawa," ujarnya.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mencontohkan serangan terhadap Mabes Polri yang dilakukan ZA.

"Berdasarkan informasi yang kita dapat, ZA belajar dari YouTube mengenai paham-paham radikal, khususnya ISIS. Kemudian ia menjadi penyerang tunggal pada kasus serangan Mabes Polri," sebut LaNyalla.

Mantan Ketua Umum PSSI itu minta kepada Kominfo untuk dapat melakukan penyaringan kanal-kanal YouTube, juga situs atau media sosial lainnya terkait paham-paham garis keras.

"Tugas kita adalah melindungi generasi muda kita dari ajaran yang salah. Sebab, informasi yang disampaikan BIN menyebutkan bahwa generasi milenial mudah terpapar radikalisme dari media sosial dengan rentang usia 17-24 tahun," terangnya.

LaNyalla juga meminta Kominfo, Polri, BIN dan Kementerian Pendidikan untuk lebih gencar memberikan informasi-informasi yang benar terkait terorisme. Dengan cara ini propaganda terorisme bisa diimbangi.

"Jika terorisme menyebar konten-konten dengan narasi ketidakadilan, kita dapat membuat narasi herois membela negara, prestasi dan menjaga keluarga atau konten lainnya," terang Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jatim itu.