Petani Ngawi Tidak Dapat Jatah Pupuk Bersubsidi Jenis SP 36, Ini Penyebabnya

Pendistribusian pupuk/Net
Pendistribusian pupuk/Net

Sepanjang musim tanam 2021 dipastikan petani tidak akan mendapatkan pupuk bersubsidi khususnya jenis SP 36.


Padahal jika melihat skema pendistribusian pupuk bersubsidi tahun 2020 lalu, wilayah Ngawi mendapatkan jatah pupuk SP 36 sebanyak 4.876 ton atau hanya direalisasikan 19,82 persen dari usulan 24.596 ton. 

Menanggapi persoalan itu, Radias Furry Kasi Lahan dan Pupuk Tanaman Pangan Dinas Pertanian Ngawi membeberkan sejumlah alasan. Antara lain dalam sistim RDKK sudah terkunci sehingga rekomendasi pendistribusian pupuk bersubsidi jenis SP 36 dari Balitbangtan Kementan ke wilayah Ngawi jumlahnya nol meskipun sudah diusulkan. 

"Seberapa besar usulan kita (SP 36) di menu cetak RDKK itu tidak akan keluar atau nol," terang Radias Furry dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat, (9/4).

Lebih rinci Radias membeberkan, mengapa pupuk jenis SP 36 tidak direkomendasikan, karena unsur hara khususnya Fosfor (P) di lahan pertanian wilayah Ngawi sudah tinggi. 

Dengan demikian sudah tidak membutuhkan unsur Fosfor. Sedangkan pada pupuk bersubsidi yang direkomendasikan jenis NPK sudah terdapat unsur Fosfornya.

"Sedangkan kita sudah ada rekomendasi pemakaian terhadap pupuk NPK. Dan didalamnya itu sudah terdapat unsur fosfor. Jadi apabila memakai lagi SP 36 itu tadi unsur Fosfornya makin tinggi berakibat tanah pertanian menjadi jenuh," ulas Radias.

Tegasnya, rekomendasi pemakaian pupuk pada wilayah pertanian sejak awal memang sudah diatur sedemikian rupa. Rekomendasi itu sendiri sudah tertuang atau diatur dalam Permentan No. 40/Permentan/OT.140/04/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N,P dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi.

Juga disebutkan sebelumnya, secara umum kuota pupuk bersubsidi yang dikucurkan ke wilayah Ngawi turun 40 persen. Untuk Urea dari 41.463 ton turun menjadi 31.847 ton, SP 36 dari 4.876 ton malah tahun ini dipastikan kosong karena tidak dialokasikan. Sedangkan ZA sebelumnya direalisasikan 15.919 ton kini hanya mendapatkan 10.550 ton. Jenis pupuk NPK dari 32.912 ton turun drastis 21.912 ton.