Jika PAN Tak Diveto Amien Rais, Saat Itu Sudah Gabung PDIP Dukung Jokowi-Maruf

Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno/Net
Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno/Net

Partai Amanat Nasional (PAN) bakal merapat dengan lingkaran partai politik (parpol) koalisi pemerintah, akhirnya terjawab. 


Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno buka suara jika PAN bakal merapat ke lingkaran kuasa Presiden Joko Widodo pada saat Pilpres 2019 lalu hingga setelahnya. 

Eddy menjelaskan kejadian yang menyebabkan PAN memilih sikap "di tengah" usai Pilpres 2019 lalu. 

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR itu, kejadian masa lalu yang membuat PAN batal memilih dukungan capres di pemilu 2019. 

Katanya, andai saja tidak diveto oleh Amien Rais yang merupakan pendiri PAN, maka partai berlambang matahari ini nyaris bergabung dengan PDI Perjuangan mendukung Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019. 

Bahkan, diakui Eddy, dia sempat memberitahu kepada Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, soal rencana PAN melangkah masuk bergabung koalisi Jokowi sesaat sebelum deklarasi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

"Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi. Saya bicara dengan Mas Hasto, Mas kita insyaAllah akan bergabung dengan koalisi Mas Hasto," kata Eddy dalam webinar Para Syndicate bertema "Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024," Jumat (28/5). 

Namun, rencana berkoalisi dengan PDIP terkubur sebatas rencana. Amien Rais yang saat itu menjadi Ketua Dewan Kehormatan PAN membelokkan rencana PAN yang saat itu dipimpin Zulkifli Hasan, menantunya. 

"Tetapi karena waktu itu kita diveto, kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi. Waktu itu memang, meskipun Ketua Umum Zulkifli Hasan, tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita. Tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada saat itu apa pandangan beliau dan kita betul-betul memang pandangannya berbeda dengan pandangan pengurus yang lain," bebernya. 

Eddy mengatakan, dalam pertemuan formal pengurus PAN, telah disampaikan bahwa PAN tidak memiliki DNA untuk menjadi oposisi. Tetapi, pendapat itu justru berbuah kritikan. 

"Saya sampaikan dalam pertemuan itu bahwa PAN tidak memiliki DNA oposisi dan saya terus terang dihujat banyak di kalangan internal kita. Kok sekjen sangat berani mengatakan PAN tidak punya DNA oposisi, memang demikian adanya menurut saya," demikian Eddy sebagaimana dimuat Kantor Berita Politik RMOL.