Polemik Work From Bali Luhut, Ini Tanggapan Sandiaga Uno 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno /RMOL
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno /RMOL

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi polemik rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memboyong PNS dari 7 kementerian bekerja di Bali alias Work From Bali.


Menurut Sandiaga, program work from Bali justru memiliki pengaruh besar pada industri pariwisata yang terpuruk akibat pandemi. 

"Karena work from Bali itu 30 persen dari kegiatan kita untuk meningkatkan angka keterhunian hotel, tapi 70 persen memberikan multiplier effect kepada produk-produk ekonomi kreatif UMKM seperti kuliner, suvenir maupun fesyen dan juga kegiatan ekonomi rakyat lainnya," kata Sandiaga dalam keterangannya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/5). 

Sandiaga mengatakan, jajaran Kemenparekraf sudah lebih dahulu menjalankan program work from Bali. Tepatnya, Sandiaga berkegiatan di Bali sejak kuartal pertama tahun 2021. 

"Tingkat efisiensinya sangat tinggi dan kita mendapat nilai tambah yaitu kualitas udara yang bersih, pemandangan yang indah, produktivitas meningkat, tanpa membebani anggaran dan pada saat yang sama kita membantu saudara-saudara kita di Bali," katanya. 

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini mengatakan, dia mendukung langkah yang akan dilakukan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi melalui program work from Bali yang diharapkan dapat segera direalisasikan. 

Program tersebut diharapkan dapat membantu membangkitkan serta memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Pulau Dewata yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. 

"Langkah yang akan dilakukan oleh Kemenko Marves kita harapkan bisa finalisasi kuartal ketiga, dengan target yang termasuk ke dalam perumusan sekitar 25 persen ASN yang sesuai dengan bidangnya, bisa mulai berkegiatan di Bali untuk membangkitkan pariwisata dan memulihkan ekonomi kreatif di Pulau Bali," pungkas Sandiaga.