Cerita Satgas Covid Yakinkan Lansia Tak Takut Divaksin Hingga Bupati Banyuwangi Jemput Warga

Bupati Ipuk menjemput lansia di Banyuwangi untuk Divaksin/Ist
Bupati Ipuk menjemput lansia di Banyuwangi untuk Divaksin/Ist

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menargetkan vaksinasi kepada warga Lanjut Usia (lansia) selesai pada akhir Juni tahun ini. Namun, beberapa lansia ada yang takut disuntik vaksin.


Seperti yang ditemukan Satgas PPKM Skala Mikro Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Di daerah tersebut tidak sedikit warga lanjut usia yang takut divaksin.

Agar tak semakin meluas, Bati Wanwil Pelda Mahfud, Babinsa Desa Kedungrejo Sertu Sugeng Hadinoto bersama Bhabinkamtibmas dan pihak desa setempat mengadakan sosialisasi seputar vaksinasi.

Setidaknya sekitar 20 orang lansia di Dusun Krajan RT 004 RW 002 Desa Kedungrejo mengikuti sosialisasi upaya pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19.

Diharapkan, bahwa sosialisasi terhadap warga akan pentingnya vaksinasi perlu dilakukan secara terus-menerus. Termasuk dengan cara mengundang calon penerima vaksin.

Memberikan pemahaman kepada mereka, dinilai perlu dilakukan secara bertahap, agar target vaksinasi terhadap para lansia selesai sesuai target.

"Kegiatan ini harus kebih efektif dan sering dilakukan agar masyarakat sadar, bahwa ini adalah merupakan sarana untuk memutus rantai penyebaran Virus Covid-19," katanya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (30/5).

Bertempat di Posko PPKM Skala Mikro Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar seluruhnya telah dilakukan pengecekan suhu tubuh dan dengan protokol kesehatan.

"Sosialisasi vaksinasi kepada warga dilakukan oleh Ketua Seksi Pencegahan Covid Bapak Drs Haryanto dan pengarahan tentang satgas PPKM skala mikro oleh Pelda Mahfud," kata Sertu Sugeng.

Salah seorang warga mengaku takut disuntik vaksin. Dia bercerita, pernah mendengar Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI pada seseorang setelah divaksin di media sosial melalui cerita seseorang.

"Katanya kalau divaksin itu bisa "gregesi" (badan panas disertai menggigil, red)," ujar perempuan 63 tahun yang meminta namanya tidak dipublikasikan.

Namun begitu, nenek dengan 3 cucu itu mengaku lega setelah mengikuti sosialisasi tersebut. 

"Setelah diberitahu oleh petugas tadi, ya InsyaAllah akan ikut vaksin," sebutnya yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Desa Kedungrejo.

"Karena tadi sudah diberitahu kalau tidak ujug-ujug divaksin, tapi harus diperiksa, dites dulu bisa apa enggak divaksin," imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas turun ke lapangan, memantau layanan jemput bola vaksinasi Covid-19 yang menyasar para lansia.

Disebutkan, layanan jemput bola vaksin Covid-19 itu akan dilaksanakan di 44 Puskesmas di Kabupaten Banyuwangi.

Di kawasan Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Banyuwangi, Nenek Ramlah tampak duduk di kursi ruang tamu rumahnya. Petugas Puskesmas Singotrunan datang untuk mengecek tensinya disaksikan Bupati Ipuk.

"Alhamdulillah, normal. Bisa divaksin," kata Wawan Prayitno, Kepala Puskesmas Singotrunan, kepada Nenek Ramlah yang berusia 86 tahun.

Tak hanya dicek tensi darah, namun riwayat penyakit dan kondisi umum kesehatan Nenek Ramlah lainnya juga diperiksa. 

"Meski di rumah, prosedur pelaksanaan vaksinasi tetap kami jalankan. Mulai skrining kesehatan hingga kita observasi," kata Wawan.

Di lingkungan tersebut, petugas kesehatan juga melakukan vaksin kepada Alfiyah (60 tahun) di rumahnya.

"Mboten (tidak) sakit nggeh, Mbah? Insha Allah sehat, terhindar dari covid-19," ujar Bupati Ipuk sambil menemani Alfiyah disuntik. 

"Mboten sakit bu, clekit mawon (seperti dicubit saja)," jawab Alfiyah kepada Ipuk sembari terkekeh.

Alfiyah mengaku bersyukur bisa divaksin di tempat tanpa harus keluar rumah. Mengingat, dia baru menjalani operasi katarak beberapa bulan lalu, jadi masih merasa enggan keluar rumah.

"Alhamdulillah ada layanan ke rumah," kata dia.

Tak hanya meninjau vaksinasi di rumah, Ipuk juga melihat langsung petugas yang menjemput warga untuk dibawa ke tempat layanan vaksinasi. Lima warga lansia yang tinggal di Kampung Pancoran dijemput petugas kesehatan untuk diajak ke kantor Kelurahan Banjarsari, yang menjadi lokasi vaksinasi.

Ipuk pun ikut menjemput para lansia tersebut. "Ayo Bu Misnah, kita ke kantor kelurahan untuk vaksinasi. Ayo, mbah ke mobil semua ya, Insya Allah biar sehat terus," kata Bupati Ipuk mengajak

Beda dengan sebelumnya, Misnah, nenek 73 tahun yang nampak grogi saat tahu dijemput Bupati Ipuk untuk vaksinasi.

"Ya Allah bu, KTP saya ketinggalan. Sebentar bu, tunggu saya," celetuk Misnah sambil terkekeh saat sudah sampai di dalam mobil Bupati.

"Tidak apa-apa bu, nanti diantar putranya," jawab Ipuk. 

Namun Misnah bersikukuh kembali ke rumahnya untuk mengambil KTP. "Saya ambil sendiri saja Bu," kata Misnah. Sedang Ipuk tersenyum melihatnya.

Bupati Ipuk menargetkan bisa menuntaskan vaksinasi Covid-19 kepada 150.000 lansia sampai Juni 2021. Sehingga layanan jemput bola pun digeber dengan dibagi dalam dua kategori, yaitu vaksinasi di rumah untuk lansia yang tidak bisa keluar rumah dan antar-jemput vaksinasi lansia di Balai Desa, Puskesmas, dan tempat yang ditentukan.

Layanan jemput bola lansia itu, kata dia, butuh kesungguhan hati kita semua. Terima kasih kepada petugas kesehatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, perangkat desa/kelurahan dan kecamatan, yang semuanya membantu kelancaran program ini.

"Saya minta semua puskesmas jemput bola. Jangan hanya vaksinasi di gedung puskesmas, tapi dekatkan layanan. Vaksinasi di rumahnya, balai desa, halaman masjid, atau dipusatkan di halaman salah satu warga. Pokoknya tidak menyusahkan lansia," pungkasnya.