Keluarga Miskin di Lamongan Keluhkan Beras BPNT yang Amis, Berkutu dan Bercampur Kerikil

Beras bansos yang dibagikan di Lamongan/ RMOLJatim
Beras bansos yang dibagikan di Lamongan/ RMOLJatim

Warga miskin di Kabupaten Lamongan Keluhkan beras Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT)  Program Kemensos RI kurang berkualitas dengan kualitas rendah.


Beberapa Kelurga Penerima Manfat (KPM) mengaku  pada bulan sebelumnya juga  sering menerima beras pecah, berbau tidak sedap dan berkutu. Bahkan ada campuran kerikil batu dengan warna kuning kecoklatan

Terlepas dari  itu, beras bantuan yang banyak pecahan (menir) tersebut, kantong saknya  polos tidak  berlebel  apapun dari pihak tertentu, atau logo  program sembako (BPNT) seperti di kabupaten lain.

Namun,  pemilik agen E-Warung tempat peyaluran Blnansos, mengatakan jika beras tersebut sumbernya dari bulog 

Salah seorang Keluarga Penerima Manfaat Karima asal Desa Truni, Kecamatan Babat, Lamongan mengeluhkan, kondisi beras yang tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat tersebut sudah sering terjadi setiap bulannya. Karima dan sejumlah warga Truni sendiri hanya bisa pasrah  menerima bantuan beras dari pemerintah tersebut. Kalapun mau mengadu, tidak tahu harus mengadu ke mana.

"Tidak hanya kali ini saja berasnya jelek. Bulan ini dirasa masih mending kalau di bandingkan bulan-bulan sebelumnya. Beras yang diterima pada  bulan  sebelumnya malah lebih  jelek dari pada yang  sudah di terima pada setiap bulannya," kata Karima kepada kepada Kantor Berita RMOLJatim,  Kamis (3/6)

Karima dan juga anggota keluarga lainnya terpaksa mengkonsumsi beras bantuan dari pemerintah itu,  karena keterbatasan ekonomi keluarga.  Karima sendiri bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya pas-pas'an.

"Karena sudah dapat bantuan beras, jadi kita tidak perlu beli beras lagi ini saja kita masak, kalau uang hasil bertani kita gunakan untuk kebutuhan lainnya," jelasnya

Hal yang sama di rasakan warga  Duriwetan, Kecamatan Meduran Kabupaten Lamongan, Joyo.   Menurut dia bantuan beras tersebut berwarna hitam dan kecoklatan dan ada kutunya dan bau asapnya  tidak enak.

"Jika dimasak terus gimana rasa nasinya, ya terpaksa kadang beras saya jual  dari pada makan beras sudah tidak bergizi," ungkapnya.

Sementara Kadis P3A ( Kadinsos - Red) Kabupaten Lamongan,  Moh Kamil mengatakan, jika ada beras kualitas dan komoditi lainya yang  buruk, wajib diganti dan tidak boleh  dibagikan kepada Keluarga Penerima manfaat  (KPM). Sebab, hal tersebut sudah di Instruksikan kepada camat dan pendamping.

Sedangkan Koordinator Daerah ( Korda) Pendamping Penanganan Bantuan sosial Pangan ( BSP) Kabupaten Lamongan  yang Populis dengan sebutan Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT),  hingga  berita ini ditulis, belum bisa dikonfirmasi meski sudah berkali kali dihubungi lewat ponsel gengamnya. Dikonfirmasi via WhatsApp, juga  tidak dibalas.