Belum Diprioritaskan, Dewan PSI Usulkan Vaksinasi Home Service Bagi Penyandang Disabilitas

Tjuktjuk Supariono/ ist
Tjuktjuk Supariono/ ist

Vaksinasi tahap III bagi penyandang disabilitas dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sudah berlangsung sejak awal Juni 2021 dan masih belum diprioritaskan. 


Bagi penyandang disabilitas, vaksinasi dilakukan di puskesmas terdekat. Sementara untuk ODGJ, para nakes dari puskesmas mendatangi lokasi pasien di Liponsos. 

Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Tjutjuk Supariono menilai, bahwa hal ini kurang efektif apabila penyandang disabilitas diharuskan untuk mendatangi puskesmas terdekat guna melakukan vaksinasi. Tjutjuk mengusulkan adanya layanan vaksinasi home service bagi penyandang disabilitas.

“Masalahnya di aksesibilitas. Banyak dari teman-teman disabilitas, baik fisik maupun mental, yang kesulitan menjangkau lokasi vaksin, meskipun itu puskesmas terdekat. Tidak hanya itu, teman-teman yang memiliki kondisi medis tertentu juga kesulitan. Sehingga diperlukan adanya layanan vaksinasi home service bagi teman-teman disabilitas” ujar Tjutjuk kepada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu, (10/7)

Tidak hanya masalah jangkauan lokasi. Menurut Tjutjuk, banyak di antara lokasi vaksinasi yang infrastrukturnya tidak ramah bagi disabilitas, sehingga kemudian ini akan menimbulkan masalah yang lain jika mereka masih dipaksakan datang ke lokasi.

Terkait dengan pendataan, menurutnya, Dinas Kesehatan memiliki data terkait penyandang disabilitas di Surabaya. Penggunaan aplikasi online seperti google form juga bisa digunakan untuk mendaftarkan diri dalam layanan home service ini. Sehingga, tracking untuk data disabilitas lebih mudah didapatkan, berikut nomor hp, alamat, dan data diri lainnya. 

“Vaksinasi untuk teman-teman disabilitas dan ODGJ harus diprioritaskan. Pemkot juga bisa menggandeng komunitas disabilitas, baik itu untuk pendataan maupun publikasi vaksinasi untuk penyandang disabilitas," kata Tjutjuk. 

"Mayoritas dari mereka memiliki komorbid atau penyakit bawaan, sehingga kemungkinan untuk tertular Covid-19 jauh lebih mudah. Bagi pendamping atau keluarga teman-teman disabilitas, saya usulkan bahwa mereka juga akan mendapatkan vaksin. Sistemnya sama seperti lansia, satu pendamping yang membawa, kemudian lansia akan mendapat vaksin. Ini juga sebagai suatu langkah percepatan vaksinasi di Surabaya” sambung Tjutjuk.

Target sasaran untuk penyandang disabilitas di Kota Surabaya adalah sebanyak 5.395 orang. Sementara, untuk ODGJ adalah sebanyak 3.671 orang. Vaksinasi ini dikhususkan bagi penyandang disabilitas dan ODGJ yang berusia di atas 18 tahun.