Kegelisahan masyarakat di kawasan pantura di beberapa tempat, diwujudkan dengan melakukan doa bersama, dengan cara ritual memohon perlindungan selamat dari ancaman covid-19.
- Nobar Piala Asia U-23 di Grahadi, Pj. Gubernur Adhy Puji Pencapaian Punggawa Garuda Muda
- Bupati Tuban Himbau Warga Tak Mudik
- Lindungi Pedagang Pasar Keputran, Satpol PP Surabaya Tak Gentar Tertibkan PKL Pedestrian
Salah satunya warga Desa Ngadirejo Kecamatan Widang Tuban. Ritual berlangsung dengan penuh hikmad di gelar di tengah jalan kampung, yang diikuti puluhan warga, tetap dengan melakukan protokol kesehatan.
Tujuh tumpeng dan bubur panca warna sebagai sesajen yang disakralkan, diyakini sebagai tolak bala musibah atau wabah di permukaan bumi dari berbagai penjuru, termasuk pandemi Covid-19.
Selain itu, ritual tersebut juga membaca ayat ayat Al'quran yang dipimpin oleh kyai, warga setempat, dan dihadiri para sesepuh desa dan tokoh setempat.
Kyai Marzuki, sebagai ulama yang hadir, mengaku prihatin dengan situasi belakangan ini, banyak warga sakit dan meninggal dunia secara mendadak, yang jumlahnya tidak sedikit, kadang secara bersamaan dan terjadi setiap hari.
"Iktiar yang dilakukan sebagai upaya memohon kepada yang Maha Kuasa, agar virus corona segera berakhir di negeri ini. Semenjak adanya covid, santri-santri yang belajar ngaji sering diliburkan karena harus mentaati aturan yang berlaku, dan warga enggan datang ke musholla untuk sholat berjamaah." ungkap kyai Marzuki, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (9/7).
Dalam pantauan di lokasi, warga yang melakukan doa bersama atau ritual memohon perlindungan, tidak hanya dari Kabupaten Tuban saja. Namun, sejumlah warga di Kabupaten Lamongan juga melakukan hal yang sama.
- Bupati Muhdlor Optimistis RSUD Sidoarjo Barat Tuntas Akhir 2021
- Pemkot Surabaya Gandeng Alumni Senior Kedokteran Unair Bahas Target Zero Stunting
- Soal Pembukaan Sekolah, Pemkab Sidoarjo Tunggu Kajian Dispendik Dan Dinkes