Pemkot Surabaya Gandeng Alumni Senior Kedokteran Unair Bahas Target Zero Stunting

Temu Wicara yang digelar ASFKUA/RMOLJatim
Temu Wicara yang digelar ASFKUA/RMOLJatim

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk mencapai target zero stunting. 


Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan menggandeng berbagai instansi, stakeholder, maupun para akademisi.

Salah satu upaya itu seperti yang telah ditunjukkan oleh Kecamatan Semampir Surabaya. 

Kecamatan yang berada wilayah Surabaya utara ini, menggandeng Alumni Senior Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (ASFKUA) dalam upaya penanganan stunting.

Hal tersebut diimplementasi dalam acara bertajuk Temu Wicara yang digelar ASFKUA di Puskesmas Sawah Pulo, Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir Surabaya, Sabtu (28/10). 

Temu Wicara tersebut sekaligus menjadi forum diskusi dan evaluasi terkait penanganan stunting di wilayah Semampir.

Camat Semampir Kota Surabaya, M Yunus menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap kegiatan Temu Wicara yang diinisiasi ASFKUA. 

Menurutnya, kegiatan ini menjadi ajang diskusi positif dalam upaya penanganan stunting.

"Di saat usia tidak muda lagi, tapi beliau-beliau mengambil peran aktif untuk bersama-sama memikirkan masalah-masalah masyarakat terkait stunting ini," kata M Yunus dikutip Kantor Berita RMOLJatim sela kegiatan Temu Wicara.

Yunus memandang bahwa berbagai masukan dari para Alumni Senior Kedokteran Unair ini sangat luar biasa. Khususnya masukan-masukan terkait dengan upaya penanganan stunting. 

Terlebih, kata dia, ASFKUA sendiri terdiri dari berbagai dokter dan profesor yang sarat akan pengalaman.

"Tadi disampaikan yang hadir di sini rata-rata pernah menjadi Kepala Puskesmas di Semampir. Sehingga saya yakin nantinya dari diskusi ini pasti akan ada hal-hal positif yang kita bisa ambil, sehingga target zero stunting dengan waktu relatif singkat ini mudah-mudahan bisa kita wujudkan," ujarnya.

Mantan Camat Sawahan Kota Surabaya ini juga memaparkan kondisi stunting di wilayah Kecamatan Semampir. 

Ia menyebut, bahwa sejak awal memimpin pada Oktober 2022, stunting di Semampir mencapai 87 anak. Kasus stunting tersebut terus ditekan hingga turun menjadi 77 anak pada awal tahun 2023.

"Saya Oktober 2022 masuk sini (Semampir) ada 87 kasus stunting. Kemudian awal tahun 2023 turun menjadi 77 stunting. Kita terus bergerak bersama stakeholder yang ada di lapangan dan alhamdulillah setiap bulan ada penurunan, sehingga sekarang tinggal 35 kasus," paparnya.

Ia juga menjabarkan bahwa dari 35 kasus stunting tersebut, 11 di antaranya merupakan penyakit bawaan. Karenanya, target zero stunting tentu tidak bisa sepenuhnya dilakukan. 

"Karena yang 11 anak ini memiliki penyakit bawaan. Namun yang sisanya ini kami pastikan terus berupaya untuk menekan agar Desember 2023 bisa zero stunting," jelasnya.

Di samping itu, Yunus menyatakan bahwa setiap bulan pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap penanganan stunting. 

Evaluasi ini sekaligus untuk menyempurnakan kekurangan terhadap upaya penanganan stunting di wilayah Semampir.

"Setiap bulan kita terus kumpul, mengevaluasi apa yang mesti kita lakukan. Kemudian kekurangan apa saja yang harus kita lakukan dan kita perkuat. Tadi juga disampaikan bahwa yang paling penting adalah pendampingan, karena stunting ini ada beberapa faktor dan salah satunya ekonomi," bebernya.

Berkaitan dengan faktor ekonomi, Yunus menyampaikan, bahwa Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terus berupaya melalui program padat karya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. 

Upaya tersebut diiringi dengan pola asuh dan program penanganan stunting lainnya seperti Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan pemberian makanan tambahan. 

"Jadi semua cara terus kami lakukan di lapangan agar supaya zero stunting di Semampir khususnya, dan di Surabaya ini bisa terwujud dengan cepat," kata Yunus.

Meski demikian, Yunus mengakui bahwa upaya pemkot dalam mencapai target zero stunting tidak mungkin bisa dilakukan tanpa ada keterlibatan stakeholder dan masyarakat. 

Makanya, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat langsung maupun tidak dalam upaya penanganan stunting di Surabaya.

"Kalau kita tidak bersama-sama tidak mungkin bisa kita wujudkan zero stunting itu. Tapi ketika kita bisa bersama-sama, dengan niat bulat, ikhlas, saya yakin Allah kasih jalan dan kita bisa selesaikan semuanya," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news