Beredarnya baliho para politisi yang terpampang jelas di beberapa persimpangan jalan nampaknya tidak membuat perut masyarakat kenyang, terlebih di tengah pandemi Covid-19.
- Reses Di Pacet, Politisi Gerindra Dicurhati Pembangunan Jalan Usaha Tani Dan Plengsengan Ambrol
- 2.100 Personel Gabungan Amankan Gedung KPU
- Lamban Usut Bagi-bagi Amplop di Masjid, Kerja Bawaslu Dinillai Mengkhawatirkan
Kira-kira itulah yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, dalam menanggapi keberadaan baliho Ketua DPR RI, PUan Maharani, yang banyak terpampang di pinggir jalan protokoler sejumlah daerah.
Lagi-lagi kita bicara konteks momentum, apakah tepat, rakyat kan selama ini ingin bantuan secara kongkrit, apakah baliho senyuman sapa politisi menyelesaikan masalah perut rakyat, ini saya khawatirkan pesan poster atau baliho tersebut tidak sampai," kata Pangi, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/8).
Alih-alih empati, Pangi mengkhawatirkan munculnya kejenuhan dari masyarakat kepada tokoh yang terpampang di baliho, lantaran mereka muncul di saat yang tidak tepat.
"Boro-boro masyarakat simpati, jangan-jangan masyarakat menjadi kian jenuh dan resisten dengan baliho politisi yang dipasang pada masa waktu yang kurang tepat," katanya.
Meski kemunculan baliho politisi dikaitkan dengan Pemilu 2024, Pangi memandang itu kurang pas. Karena menurutnya, jangka waktu menuju tahapan pemlilihan presiden (pilpres) masih cukup lama.
"Pilpres masih jauh, masih cukup waktu untuk menyapa masyarakat via baliho dan menyalami masyarakat," tuturnya.
Maka dari itu, fenmena baliho yang ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan ini,diduga Pangi, malah akan tidak sesuai dengan ide awal para elit partai.
"Yang mana ingin mendapatkan simpati justru bisa sebaliknya, baliho di saat rakyat lagi sulit sulitnya, masih tinggi kasus covid, malah sebaliknya. Sentimennnya jadi negatif," pungkasnya.
- Ini Pos Kementerian yang Layak Direshuflle Jokowi
- 2.292 Polisi akan Kawal Debat Pilpres Terakhir
- Sertijab, Eri Cahyadi Paparkan Sembilan Kebijakan Pembangunan Surabaya