Malang Jadi Kota Kreatif, Menparekraf Berikan Apresiasi

 Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji saat Presentasi di Acara Ngopi Ker Secara Virtual/Ist
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji saat Presentasi di Acara Ngopi Ker Secara Virtual/Ist

Kota Malang menjadi kota kreatif, dikarenakan oleh masyarakatnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno berikan apresiasi saat menjadi pembicara pada acara Ngopi Ker (Ngobrol Penuh Inspirasi) secara virtual yang diselenggarakan OK OCE INA Makmur, Sabtu (14/8).


Bahkan Sandiaga Uno, memuji Kota Malang sebagai salah satu pioner untuk film-film yang menggunakan bahasa daerah yang popouler dan laku hingga luar negeri.

"Saya rasa ini modal yang luar biasa. Seperti filmnya Bayu Skak tembus satu juta penonton, padahal 90 persen pakai bahasa Jawa Timur," ungkapnya.

Selain itu, Sandiaga Uno berharap, ekonomi kreatif (Ekraf) tidak hanya berkembang di kota-kota besar seperti Jakarta. Melainkan, harus di semua daerah yang ada di Indonesia.

"Ekosistem yang sudah berkumpul, tentu akan mendukung dan mendorong ekonomi kreatif (ekraf) Kota Malang seperti animasi, game, dan film. Tentu sektor ekraf lainnya juga akan bisa tumbuh di Kota Malang," tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan, bahwa Kota Malang memiliki potensi begitu tinggi, mengingat 50,65 persen penduduknya generasi milenial dan generasi Z terdapat lebih dari 100 startup.

"Seperti tercermin dalam misi kedua yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Yang mana, mewujudkan kota produktif dan berdaya saing berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan serta menjadi bagian dari semangat The Future of Malang, yaitu Malang Creative dan Malang 4.0. Dan Pemkot menangkap potensi itu," ujarnya di Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang.

Dihadapan ratusan peserta dari berbagai pelaku industri pariwisata dan ekraf, Sutiaji juga menyapaikan Pemkot Malang berkomitmen dalam mengembangkan ekosistem pariwisata dan ekraf. Hal itu dapat dilihat dengan disusunnya peta jalan ekraf Kota Malang dalam Peraturan Wali Kota Malang Nomor 12 Tahun 2018.

“Dengan penajaman pada subsektor film, video, dan animasi serta kuliner sebagai subsektor unggulan. Sedangkan subsektor game dan aplikasi sebagai subsektor prioritas,” imbuhnya.

Ia juga memaparkan, bahwa ada tiga target yang ditetapkan mencapai hal tersebut, di antaranya 2018-2019 Malang Bersinergi (satu data industri game dan aplikasi), 2020-2021 Malang Berdaya (penguatan sumber daya manusia atau SDM berbasis industri, seperti sertifikasi dan produk yang berkualitas), 2022-2023 Malang Mendunia (ketertarikan korporasi global untuk berinvestasi di Malang).

“ Hingga sekarang ini Kota Malang berada pada tahap kedua, yaitu Malang Berdaya dalam penguatan SDM dan sertifikasi produk. Tiga fokus programnya, penyediaan infrastruktur, pengembangan ekosistem, dan peningkatan pemasaran tetap dijalankan walaupun di tengah pandemi,” pungkasnya.