Dua Kadernya Ditangkap KPK, Golkar Harus Cepat Lakukan Mitigasi Hadapi Pemilu 2024

Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata/Net
Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata/Net

Dua kader yang ditangkap karena kasus korupsi bisa berdampak kepada elektoral Partai Golkar. Untuk itu mitigasi harus segera dilakukan.


Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan bahwa awan kelabu hitam tengah bergelayut di tubuh Partai Golkar karena dicokoknya dua kader dalam waktu berdekatan. Yaitu, Azis Syamsuddin ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Alex Noerdin yang ditangkap oleh Kejaksaan Agung dalam kasus korupsi.

"Bulan ini menjadi September tidak ceria bagi beringin. Dua kadernya dicokok penegak hukum," ujar Dian, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/9).

Ditangkapnya kedua kader tersebut dipastikan berimbas pada citra Beringin. Di mana sedari awal, sang Ketua Umum Airlangga Hartanto tengah membangun dan mengambil kepercayaan publik mengenai penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Airlangga juga mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo untuk memimpin Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Ditambahkan Dian, jika Airlangga mampu mengemban amanah tersebut, maka buahnya bisa dikapitalisasi untuk tambahan modal politik pencapresan di 2024. Apalagi, di sejumlah daerah, billboard atau baliho Airlangga tersebar. Tentu saja, kedua hal itu saling berkaitan.

"Soal besaran dampak itu bisa dihitung. Tinggal bagaimana mitigasi dari kasus tersebut. Dan sejauhmana durasi dari kasus ini bergulir. Jika memakan waktu lama, maka dikhawatirkan akan berimbas kepada elektoral Partai Golkar juga," kata anggota Tim Pakar Pemerintah UU Pemilu 7/2017.

Akan tetapi, Partai Golkar juga dianggap beruntung karena peristiwa tersebut tidak terjadi di awal-awal masa tahan Pemilu mendatang. Karena, Partai Golkar sudah pasti terkena beban elektoral.

"Ada dua hal yang merumitkan penanganan kasus jika waktu kemunculannya berhimpitan dengan pemilu. Pertama korupsi, kedua soal asusila. Ini untuk lawan jadi bahan gorengan yang menggurihkan," pungkas Dian.