Presiden Joko Widodo akan terhambat mengisi kabinet yang berasal dari kalangan profesional. Ini lantaran adanya politik dagang sapi akibat banyaknya partai yang menjadi koalisi di tubuh pemerintah.
- Luhut Pandjaitan Dinilai Mencla-mencle seperti Jokowi
- Luhut Pandjaitan: KPK Sudah Bantu Pemerintah Hemat Anggaran Ratusan Triliun Rupiah
- Usai Bersitegang, Haris dan Luhut Salaman
Demikian Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi wacana reshuffle kabinet dan adanya saran agar Jokowi memilih dari kalangan profesional dibanding kalangan partai politik.
"Apakah usulan ini tidak menjadi masalah? Apakah Jokowi tidak akan dikerjai oleh wakil-wakil partai di kabinet?" ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/10).
Dengan porsi dukungan partai koalisi yang besar saat ini, Muslim menilai Jokowi akan sulit mengisi kabinet dengan mayoritas dari kalangan profesional.
Selain itu, juga ada faktor lain yang membuat Jokowi tidak berani. Yaitu ketegangan antara PDIP dan Luhut Binsar Pandjaitan.
"Ketegangan antara Megawati, PDIP dan Luhut belakangan ini memperlihatkan bahwa Jokowi tidak miliki leadership yang kuat. Di satu sisi Jokowi petugas partai dan di sisi lain, Jokowi di bawah bayang-bayang luhut," pungkas Muslim.
- Tak Ada Perbedaan Ideologi Partai antara Gerindra dan PDIP, Pertemuan Megawati dan Prabowo Sudah Direncanakan
- Warga Antre Beli Sembako Murah hingga Pingsan, Ini Usul Al-Hasanah Foundation kepada Presiden Jokowi
- Rencana Jokowi Sematkan Pangkat Jenderal ke Prabowo, TB Hasanuddin: Dalam TNI Tak Ada Pangkat Kehormatan
ikuti update rmoljatim di google news