Direktur Pencegahan BNPT Ngaku Terpapar Paham Radikal, Gus Yasin: Kenapa Tidak Ngomong Kebrutalan PKI, Kok Islam Terus

Ketua Harian PPKN, Tjetjep Muhammad Yasin (kiri) dan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R Ahmad Nur Wahid/repro
Ketua Harian PPKN, Tjetjep Muhammad Yasin (kiri) dan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R Ahmad Nur Wahid/repro

Direktur pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen R Ahmad Nur Wahid mengaku pernah terpapar paham radikal yang membuatnya hampir berangkat ke Afganistan. 


"Memang saya juga pernah terpapar paham radikal, sampai saya juga mau berangkat ke Afganistan," kata Ahmad Nur Wahid dalam acara webinar 'Mencegah Radikalisme dan Terorisme untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' yang disiarkan di YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Selasa (30/3) lalu.

Hal ini langsung dipertanyakan oleh Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), Tjetjep Muhammad Yasin sebagaimana pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (6/10).

"Yang menjadi pertanyaaan bagaimana bisa seseorang berpangkat perwira bahkan sekarang berpangkat Brigadir Jenderal bisa terpapar? Ini perlu ada pembuktian supaya tidak ada fitnah mengingat yang saya rasakan kata radikal atau teroris dari awal keluar sampai sekarang ini seolah-olah hanya ditujukan ke agama Islam," ujar Gus Yasin sapaannya. 

Menurut Gus Yasin, selama dirinya menngaji dari banyak guru tidak pernah merasakan adanya Islam radikal selain dari pemanfaatan kata Islam radikal untuk kepentingan politik dan kelompok tertentu.  

"Saya juga mempertanyakan kalaulah Nur Wahid pernah terpapar kenapa tidak dari dulu saat terpapar ngomong bahkan bila perlu menjadi saksi di Pengadilan. Kenapa kok ngomongnya baru sekarang di momen hari Kesaktian Pancasila yang seharusnya kepatutannya Nur Wahid menyampaikan keradikalan dan kebrutalan PKI dalam usahanya melakukan pengkhianatan kepada NKRI dan Pancasila yang gagal?"

Selain itu Gus Yasin juga mempertanyakan bahwa di agama lain ada perorangan atau kelompok yang radikal bahkan sampai menembaki mati orang Islam yang sedang sholat Jum'at, kenapa hanya Islam yang disinggung oleh Nur Wahid?

"Untuk maksud apa Nur Wahid hanya menyinggung Islam, bukan dalam jabatannya saat ini saya yakin Nur Wahid tahu ada banyak individu atau kelompok dalam agama di luar Islam yang juga bisa masuk katagori radikal. Saya prihatin saat ini ada beberapa pejabat yang untuk kepentingan pribadi tidak berpikir efeknya selalu membuat opini seolah-olah Islam adalah agama yang pengikutnya radikal bahkan teroris," imbuhnya.

Padahal di Papua, lanjut Gus Yasi, ada gerakan OPM dan bukan orang Islam namun tindakannya bukan hanya radikal bahkan membunuhi guru, tenaga kesehatan dan rakyat tidak berdosa. Namun hal ini tidak disinggung oleh Nur Wahid sebagai petinggi BNPT.

"Islam dan orang Islam itu selain akidah sebagai dasarnya iman dan tauhid, sesungguhnya mengayomi, menghormati dan sangat toleran kepada siapapun," demikian Gus Yasin.