Dua orang wartawan yang kerap membuat geram pemerintah Rusia dan Filipina dianugerahi penghargaan bergengsi Hadiah Nobel Perdamaian, Jumat (8/10). Keduanya adalah Maria Ressa dan Dmitry Muratov.
- Dukung Kamtibmas, Pangdam Brawijaya Beri Perlindungan untuk Wartawan
- Penabrak Polisi dan Wartawan saat Razia di Surabaya, Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Mabuk dari Diskotik, Seorang Pengendara Tabrak Wartawan dan Polisi Saat Operasi Zebra
Ketua Berit Reiss-Andersen dari Komite Nobel Norwegia mengatakan bahwa keduanya diberikan penghargaan atas perjuangan berani mereka untuk kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia.
"Pada saat yang sama, mereka adalah perwakilan dari semua wartawan yang membela cita-cita ini di dunia di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk," tambahnya.
Hadiah tersebut adalah yang pertama bagi wartawan sejak Carl von Ossietzky dari Jerman memenangkannya pada tahun 1935 karena mengungkapkan program persenjataan kembali rahasia negaranya pasca-perang.
"Jurnalisme yang bebas, independen, dan berdasarkan fakta berfungsi untuk melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan, dan propaganda perang," kata Reiss-Andersen, sebagaimana dikabarkan Channel News Asia.
Hadiah Nobel Perdamaian akan diberikan pada 10 Desember, bersamaan dengan peringatan kematian industrialis Swedia Alfred Nobel, yang mendirikan penghargaan dalam wasiatnya tahun 1895.
- Dukung Kamtibmas, Pangdam Brawijaya Beri Perlindungan untuk Wartawan
- Indonesia dan Filipina Sepakat Berantas Perdagangan Orang di Asia Tenggara
- Kualifikasi Piala Dunia, Shin Tae-yong Panggil 27 Pemain untuk Lawan Irak dan Filipina