Warga Protes Penebangan Tiga Pohon Di Taman Magenda

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Pohon yang menjadi peneduh di sekitar taman Magenda Bondowoso sudah tidak ada lagi karena ditebang.


Salah satu warga setempat, Miftahul Huda mengatakan, sejak 12 Oktober lalu protes warga dimulai karena penebangan tersebut dinilai tidak signifikan dan keberadaan pohon tersebut sangat dibutuhkan.

"Ini loh ditebang. Kalaupun dianggap membahayakan biasanya hanya rantingnya yang dipotong," protes warga Kelurahan Badean RT 2 RW 1, Kamis (14/10) malam dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Warga juga sangat menyesalkan karena pohon tersebut ditebang dalam kondisi baik dan tidak terkesan membahayakan sekalipun posisinya berada di pinggir jalan raya karena tidak terlihat keropos sedikit pun pada bagian batangnya.

"Ini pohon bagus. Sangat sehat. Apalagi menjadi salah satu keindahan di taman magenda," sesalnya.

Saat penebangan berlangsung, lanjut Miftah, tak ada satupun petugas dari Dinas Lingkungan Hidup maupun Dinas PUPR yang mendampingi pekerja.

Warga Kelurahan Badean menyebut bahwa 3 pohon sengon keling ditaman taman magenda yang ditebang laku Rp. 120 juta. Informasi itu diperoleh warga saat bertemu langsung dengan pembeli kayu. 

"Setelah kami cari tau, kami ketemu sama Agung yang menyatakan dirinya sebagai pembeli dan telah membayar Rp. 120 juta," tambahnya.

Dari keterangan Agung, Miftah menyebut yang bertindak sebagai penjual adalah seorang warga Wringin bernama Jauhari. 

"Saya kira yang menjual adalah petugas dari dinas terkait. Ternyata bukan. Saya tau setelah saya telfon. Nomernya saya diberi oleh si pembeli," tandasnya.

Sebagai aksi protes, warga berencana akan mengajukan rasa keberatan kepada Bupati Bondowoso Salwa Arifin. 

" Besok warga sekitar akan ajukan protes kepada Bupati Bondowoso" pungkasnya.