Polisi dan Percepatan Vaksinasi


ALHAMDULILLAH sepuluh hari terakhir Lampung tidak lagi menempati posisi juru kunci pada tabel peringkat persentase vaksinasi di Indonesia, baik untuk vaksinasi dosis pertama maupun dosis kedua.

Per tanggal 15 Oktober 2021 pukul 18.00 di laman https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines Lampung sudah jauh meninggalkan posisi terendah yang selama enam bulan telah membuat dua orang jenderal Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Pusat, Menteri Kesehatan, Ketua KPC-PEN bahkan Presiden Jokowi memerlukan diri datang berkunjung ke Lampung untuk mengingatkan Gubernur Arinal tentang rendahnya capaian persentase vaksinasi di Lampung.

Dua bulan terakhir percepatan itu mulai terasa, Kapolda Lampung beserta seluruh sumber daya kelembagaan yang beliau pimpin bekerja all out melakukan vaksinasi di seluruh pelosok Lampung. Jajaran TNI tentu juga terlibat aktif memberikan dukungan pelaksanaan kerja vaksinasi itu, sebuah kerja besar yang melampaui batas ekspektasi (beyond expectation) publik. Konsepsi pertahanan rakyat semesta seperti mengejawantah dalam peperangan berbentuk lain, perang melawan penyebaran penyakit yang telah menjadi pandemi global.

Sependek pengetahuan penulis, dua bulan terakhir hampir semua direktorat di Polda Lampung begitu aktif melakukan serbuan vaksinasi. Bahkan kendaraan taktis yang biasanya digunakan untuk keperluan non medis juga dikerahkan, seperti yang dilakukan oleh Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) di Lampung Timur dan beberapa tempat lainnya. Tidak ada Kepolisian Resor dan Sektor yang tidak aktif melakukan kegiatan vaksinasi massal di wilayah kerja masing-masing, pengumumannya berseliweran terus setiap hari di berbagai platform media sosial.

Tabel 1

Tabel 2

Dua tabel di atas adalah data persentase dan jumlah penerima vaksin yang penulis dapatkan sumber datanya dari laman dashboard vaksinasi Kemenkes RI.

Dapat dilihat pada Tabel 2, selama sebulan sejak tanggal 15 Agustus sampai tanggal 15 September 2021, capaian vaksinasi Lampung bertambah sebanyak 7,79% (5,59% dosis pertama + 2,20% dosis kedua) padahal selama tujuh bulan sebelumnya hanya mencapai sebanyak 17,35% (10,35% dosis pertama + 7,05% dosis kedua). Kerja vaksinasi di Lampung yang sebelumnya hanya sebanyak 2,48% per bulan melonjak tiga kali lipat sejak pertengahan Agustus sampai pertengahan September. Dalam kurun waktu itu, setiap hari rata-rata 12.096 orang disuntik vaksin dosis pertama dan 4.694 orang disuntik vaksin dosis kedua.

Bulan berikutnya sejak tanggal 15 September sampai tanggal 15 Oktober 2021, kinerja vaksinasi di Lampung berlipat ganda. Hanya dalam waktu 30 hari, persentase vaksinasi bertambah sebanyak 23,61% dengan rincian dosis pertama sebanyak 18,71% dan dosis kedua sebanyak 4,90%. Satu bulan terakhir rata-rata setiap hari 41.090 orang mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 10.590 orang diberi vaksin dosis kedua. Selama sebulan ini 1.232.704 orang penduduk Lampung disuntik vaksin dosis pertama dan 317.702 orang divaksinasi dosis kedua, lebih dari 1,5 juta dosis telah disuntikkan selama 30 hari.

Pada Tabel 1 dan Tabel 2 juga dapat dilihat bahwa seminggu terakhir terjadi ledakan pertambahan persentase, untuk dosis pertama sebesar 8,55% diberikan kepada 554.925 orang penerima, ini berarti rata-rata 1,22% atau 79.275 orang penerima setiap harinya. Sedangkan untuk dosis kedua seminggu terakhir masih relatif stabil hanya bertambah sebesar 1,15% dengan rata-rata jumlah penerima sebanyak 10.626 orang per hari. Bisa jadi ledakan pertambahan itu juga disebabkan oleh beroperasinya 54 Gerai Vaksin Presisi yang dilakukan oleh Polda beserta Polres dan Polsek se-Provinsi Lampung sejak tanggal 8 Oktober kemarin.

Penulis sama sekali tidak bermaksud mengabaikan kerja dinas kesehatan pada semua jenjang, karena tentu semua tenaga kesehatan juga telah bekerja keras di fasilitas kesehatan tempat mereka bertugas. Tampaknya setelah trial and error pada peristiwa kerumunan di Dinas Kesehatan Provinsi dan RSUD Abdul Muluk tempo hari, pelaksanaan vaksinasi yang diselenggarakan sudah lebih membaik. Bisa jadi manajemen pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan kepolisian telah menjadi contoh yang efektif untuk ditiru.

Saya belum dapat memberikan banyak pujian kepada teman-teman partai politik dan dunia usaha yang terlihat selalu lebih gegap gempita publikasi kegiatan vaksinasinya. Mengapa demikian? Karena ternyata capaian vaksinasi gotong-royong di Lampung cuma sebesar 0.43% saja dari keseluruhan target sasaran vaksinasi, hanya 29 ribu dosis pertama dan 22 ribu dosis kedua. Patut diduga sumber dosis vaksin yang digunakan oleh teman-teman partai politik dan para pengusaha di Lampung selama ini lebih banyak menggunakan stok dosis vaksin gratis yang disediakan negara melalui APBN, bukan berasal dari dosis vaksin gotong-royong yang mereka beli dan sumbangkan untuk rakyat. Dari 3,3 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan di Lampung, baru 51 ribu dosis vaksin yang merupakan sumbangan gotong-royong.

Walaupun menggunakan dosis vaksin gratisan dari negara, ucapan terimakasih tetap patut diberikan karena setidaknya mereka telah meluangkan waktu dan biaya lain untuk mempersiapkan teknis penyelenggaran kegiatan vaksinasi. Bahwa ada electoral publicity yang mereka harapkan lumrah saja, karena begitulah zoon politicon. Paling tidak setelah membaca tulisan ini publik di Lampung tidak terlalu gampang untuk dilenakan dan dibuai dengan pencitraan yang dibangun, publik dapat memberikan apresiasi secara wajar. Dalam situasi peperangan melawan pandemi ini, sesederhana apapun perbuatan tetap menjadi sumbangsih bagi perjuangan.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin menyajikan sebuah tabel yang berisi tentang capaian persentase dan peringkat masing-masing kabupaten/kota di Lampung baik untuk vaksinasi dosis pertama maupun dosis kedua.

Tabel 3

Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa Kota Metro dan Kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik capaian persentase vaksinasinya, untuk semua dosis dua kota ini capaian persentasenya berada di atas rata-rata Provinsi Lampung bahkan melampaui rata-rata nasional. Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan dan Tulang Bawang capaian persentase dosis pertamanya walaupun masih di bawah rata-rata nasional tetapi sudah berada di atas rata-rata Provinsi Lampung.

Rendahnya capaian persentase Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur tentu sangat mempengaruhi rata-rata capaian di tingkat provinsi, mengingat begitu banyaknya jumlah sasaran penerima yang harus mereka kejar karena memang jumlah penduduk di dua kabupaten ini di atas satu juta jiwa sama seperti Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan.

Semoga setelah membaca tabel terakhir, Forkopimda Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur terutama Bupati Musa dan Bupati Dawam beserta Kapolres masing-masing dapat lebih terpacu mengejar ketertinggalan capaian persentase vaksinasi di wilayah mereka. Begitu juga dengan 12 kabupaten lainnya apalagi yang sementara ini menempati posisi juru kunci seperti Kabupaten Pesisir Barat dan Tulang Bawang Barat, kita berharap sebelum pergantian tahun seluruh kabupaten/kota di Lampung capaian persentase vaksinasinya sudah berada di atas rata-rata nasional. Insya Allah.

Penulis adalah Ketua DPD Ormas MKGR Lampung