Direktur KPN Sebut Sangat Mungkin Golkar Gabungkan Parpol Pecahannya di Pemilu 2024

Partai Golkar/RMOLNetwork
Partai Golkar/RMOLNetwork

Peluang Partai Golkar untuk menghimpun atau menyatukan partai politik pecahannya seperti Nasdem, Gerindra, Hanura, Berkarya dan Perindo pada Pemilu 2024 yang akan datang sangat bisa dimungkinkan terjadi


Demikian pendapat Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (18/10).

“Sangat dimungkinkan, karena Partai Golkar itu perlu dicatat merupakan partai yang paling senior, partai yang sudah teruji ketika terjadi pergolakan dan perpecahan hingga sampai sekarang ini menjadi partai pemenang kedua Pemilu,” kata Adib.

Kemungkinan Golkar untuk menghimpun partai politik pecahannya ini terbuka lebar. Pasalnya, Prabowo Subianto kala itu sebelum menjadi Ketua Umum Gerindra pernah mengikuti konvensi Calon Presiden Partai Golkar pada tahun 2003 silam.

Menurut Adib, Golkar sebagai partai senior dengan kader-kader yang sudah malang melintang dan memiliki pemahaman politik mumpuni pasti mampu untuk menghimpun kekuatan dari partai-partai politik yang dulu pernah satu wadah di bawah rimbunnya pohon beringin.

Untuk menwujudkan ini, kata Adib, Golkar harus bisa memberikan kepastian porsi kekuasaan terhadap partai-partai politik pecahan Golkar itu, ketika nanti berkoalisi.

“Ketika mereka (parpol pecahan Golkar) sudah mendapat jaminan apa yang mereka bisa dapatkan, saya kira koalisi ini akan mudah terbetuk,” demikian Adib.

Misalnya wacana ini terwujud. Golkar bisa saja hanya berkoalisi dengan partai Nasdem, berutan Surya Paloh.

Karena,dari hasil pemilihan suara Pemilu 2019. Partai Golkar memperoleh 17.229.789 suara atau 12,31 persen, sementara Nasdem memperoleh 12.661792 suara atau 9,05 persen. Jika keduanya bergabung maka 21,26 persen suara, sangat cukup untuk mengusung lantaran telah melampaui Parparliamentary threshold atauambang batas perolehan suara minimal partai politik sebesar 20 persen.