Pecah Rekor, Harga Sawit di Aceh Timur Tembus Rp 3000

Pengepul sawit/RMOLAceh
Pengepul sawit/RMOLAceh

Harga sawit di Aceh Timur pecah rekor dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Pabrik kepala sawit (PKS) membeli tandan buah segar (TBS) mencapai Rp 3.000.


"Beberapa hari lalu berkisar (Rp) 2.800. Namun hari ini sampai Rp 3.000," kata Ketua Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Timur, Ibrahim Mar, dilansir dari Kantor Berita RMOLAceh, Minggu (31/10).

Kenaikan harga TBS itu, kata Ibrahim, akibat musim panen berkurang atau trek. Imbasnya, sebanyak enam PKS di Aceh Timur kurang buah untuk olahan. 

Menurut Ibrahim, dari pada PKS tidak beroperasi sama sekali, hanya akan menanggung rugi. Karena itu, kata dia, PKS tetap beroperasi walaupun tidak memenuhi 40 ton per jam.

"Padahal sudah dinaikin sampai Rp 3000, juga tidak mencukupi kapasitas pabrik," kata dia.

Ibrahim menjelaskan di Aceh Timur ada PKS yang tidak memiliki kebun. Hanya mengandalkan hasil panen TBS dari kebun masyarakat atau koperasi. Peristiwa merupakan pertimbangan PKS dalam menaikkan harga.

Ibrahim mengaku sudah membangun komunikasi dengan petani sawit lainnya. Biasanya, petani memanen TBS sebanyak 3 ton selama 15 hari. Sedangkan saat ini, hanya 1 ton. Sehingga 50 persen turun. 

"Dan harga Rp 3000 hari ini standar buah segar yang betul-betul kualitas utama. Sementara TBS dari masyarakat di bawah harga Rp 3000," ujar Ibrahim.

Ibrahim menjelaskan penyebab harga sawit dari masyarakat dibeli dengan harga lebih murah karena banyak yang mengkal. "Begitu kata orang sortir di pabrik," kata dia.

Di samping itu, Ibrahmi mengharapkan Qanun tentang transaksi jual beli segera disahkan. Dengan adanya aturan itu, katanya, akan dapat melindungi petani sawit dari permainan harga.