Begini Penjelasan BMKG Soal Fenomena La Nina di Indonesia

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko/Repro
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko/Repro

Situasi dari fenomena La Nina atau mendinginnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya, di Indonesia diperbaharui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).


Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko menerangkan, saat ini fenomena La Nina di Indonesia masih dalam fase sedang.

"Update terkini sudah berada mendekati moderate sedang, relatif," kata Hary saat menjadi narasumber dalam diskusi Polemik bertajuk "Indonesia Siaga Bencana" pada Sabtu siang (6/11).

Hary menuturkan, jika fenomena La Nina sudah sedang seperti ini, BMKG tentu mempelajari fenomena La Nina dari tahun lalu. Tahun lalu, ada fenomena La Nina juga di Indonesia.

"Kita monitoring terus ternyata kondisi itu menunjukan konsisten, presisten dan menguat di atas ambang batas nilai rata - rata normalnya," tutur Hary.

"Di wilayah Indonesia, mendapatkan aliran masa udara basah dari wilayah Timur yang menuju ke wilayah Indonesia. Sehingga itulah yang dikatakan terjadi penambahan volume airnya," sambungnya.

Namun begitu, Hary menegaskan bahwa fenomena La Nina berikut dampaknya tidak sama di tiap-tiap daerah di Indonesia.

"Berbeda-beda. Tergantung indeksnya," demikian Hary.