Reboisasi, Tim KKN UNESA Tanam Bibit Cemara Gunung di Kawasan Pacet

Tim KKN UNESA Tanam Bibit Cemara Gunung/Ist
Tim KKN UNESA Tanam Bibit Cemara Gunung/Ist

Bencana alam berupa banjir dan tanah longsor rawan terjadi di musim hujan. Salah satu penyebabnya yaitu berkurangnya kawasan hijau dan menyempitnya kawasan resapan air. Guna mengembalikan kawasan hijau, mahasiswa KKN-T 2021 UNESA melakukan reboisasi di kawasan Kutukan Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada 6 November 2021.


Mahasiswa tersebut terdiri dari 22 orang yang ditemani 3 orang pendamping dari Taman Hutan Raya (Tahura). Mereka menanam sebanyak 50 bibit pohon jenis cemara gunung. Bibit itu merupakan hasil persemaian Resort Pemangkuan Hutan (RPH) 07, Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo.

Penanaman cemara gunung didasarkan pada pertimbangan kecocokan jenis tanaman dengan kondisi dan jenis tanah di lokasi penanaman. Selain itu, cemara gunung lebih tangguh dan mampu beradaptasi dengan kondisi suhu dan cuaca. Kemudian mampu menahan hempasan angin dan bisa menyuburkan tanah.

Kawasan Kutukan Sendi dijadikan lokasi reboisasi karena terdapat beberapa lahan kosong yang butuh ditanami tumbuhan atau pepohonan. Selain itu, di kawasan tersebut juga sering terjadi longsor, terlebih jika musim hujan tiba.

Joni, salah satu pembimbing Desa Penyangga Tahura menyatakan bahwa dulu di kawasan tersebut, sudah pernah dilakukan reboisasi, tetapi belakangan banyak bibit tanaman yang mati. 

“Penanaman bibit tanaman bersama KKN-T 2021 UNESA di Desa Pacet ini diharapkan dapat membantu perbaikan ekosistem dan mencegah longsor ke depannya,” harapnya.

Mochamad Purnomo, M.Kes., selaku pembimbing KKN menyatakan bahwa menanam pohon itu merupakan upaya mahasiswa UNESA dalam mengembalikan kawasan hijaudi kawasan Pacet dan sekitarnya. Reboisasi tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi lebih jauh juga untuk generasi yang akan datang. 

“Semakin banyak kawasan hijau, potensi bencana alam pun kecil,” ujarnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (8/11).

Langkah antisipasi bencana alam memang harus dilakukan banyak pihak, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Data dari BNPB, periode 01 Januari 2021 hingga 31 Oktober 2021 tercatat 2.208 bencana alam yang terjadi di Indonesia. Paling banyak yaitu banjir, puting beliung dan tanah longsor. 

“Reboisasi dan pengembalian fungsi hujan perlu dilakukan,” tandasnya.

Sebagaimana harapan pihak Tahura, kegiatan tersebut tidak sampai pada penanaman lalu dilepas. Namun, tim Mahasiswa UNESA bersama Tahuran R Soerjo akan terus memantau perkembangan dan pertumbuhan bibit cemara gunung yang ditanam tersebut.