Pakar: Fenomena La Nina Berdampak Pada Sektor Pertanian

Prof Sucihatiningsih/ ist
Prof Sucihatiningsih/ ist

Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti mengomentari terkait fenomena La Nina yang akan datang pada akhir tahun ini, menurutnya fenomena La Nina tersebut jelas berdampak pada sektor pertanian.


"Adanya la nina jelas akan berdampak terhadap sektor pertanian. Fenomena la nina menyebabkan turunnya suhu udara sehingga menyebabkan curah hujan di Indonesia cukup tinggi," kata Prof Sucihatiningsih, dilansir dari Kantor Berita RMOLJateng, Selasa (9/11).

Seperti yang kita ketahui, lanjut Prof Sucihatiningsih, bahwa sistem pertanian di Indonesia masih sangat bergantung pada cuaca. Curah hujan yang tinggi tentu akan berdampak negatif bagi pertanian. 

"Lahan pertanian akan rentan mengalami kerusakan dan mengakibatkan gagal panen akibat banjir. Tanaman akan rentan terkena serangan penyakit. Akibatnya risiko petani mengalami gagal panen dan kerugian sangat tinggi," jelasnya.

Namun, lanjut Prof Sucihatiningsih, meskipun La Nina memberikan dampak negatif bagi sektor pertanian, La Nina juga memberikan dampak positif berupa ketersediaan air yang melimpah sehingga lahan pertanian mengalami perluasan penanaman dan tidak akan rentan kekurangan air. 

"Meskipun demikian, fenomena la nina tetap menjadi ancaman bagi sektor pertanian," tambahnya.

Untuk para petani, Kementerian Pertanian (Kementan) menyimpan beberapa langkah antisipasi dalam menghadapi fenomena La Nina, mulai dari irigasi sampai asuransi pertanian. Menurut Prof Sucihatiningsih, langkah-langkah tersebut patut diapresiasi.

"Langkah-langkah yang telah disiapkan pemerintah patut diapresiasi karena demi menyelamatkan para petani dari ancaman kerugian akibat La Nina," katanya. 

Jika kita melihat program yang dicanangkan pemerintah, Sambung Sucihatiningsih, tentu  sangat membantu para petani. Namun dalam implementasinya bukanlah suatu hal yang mudah, mengingat karakteristik petani yang beraneka ragam. Ada yang langsung sigap dan tanggap dan ada juga yang belum tanggap terhadap program yang dicanangkan. 

"Terlebih lagi, terkadang program yang ditawarkan perlu disosialisasikan secara optimal agar diketahui oleh para petani, program yang dicanangkan juga harus dipastikan benar-benar tepat sasaran sehingga manfaat yang diharapkan dapat terwujud," jelasnya.

Kendati demikian, Prof Sucihatiningsih mengatakan, Program asuransi pertanian menurutnya adalah program yang sangat menjanjikan dan akan dapat menolong para petani ketika terjadi gagal panen. Apalagi pemerintah telah memberikan subsidi terhadap premi asuransi sehingga akan lebih meringankan petani dalam membayar premi.

"Asuransi pertanian juga dapat menjadi solusi bagi para petani yang mengalami gagal panen dengan modal yang menipis. Karena saat gagal panen terjadi, petani tidak perlu khawatir karena dapat melakukan klaim asuransi sehingga akan memperoleh ganti rugi yang dapat digunakan untuk modal memulai usaha pertanian kembali. Jadi jelas bahwa asuransi pertanian akan sangat membantu petani ketika terjadi gagal panen saat badai melanda," pungkasnya.