Ahli: Depresi dan Kecemasan Meningkat Selama Pandemi, Berisiko Tinggi Terhadap Masalah Jantung

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah menciptakan kekhawatiran baru, yaitu meningkatnya orang yang mengalami depresi dan kecemasan. Para peneliti menemukan tingkat depresi dan kecemasan itu memburuk, yang bisa menempatkan orang pada risiko penyakit jantung.


Studi baru oleh Intermountain Healthcare di Salt Lake City menemukan, depresi yang tidak umum selama pandemi yang pada akhirnya membawa orang pada kunjungan ruang gawat darurat untuk kecemasan dan nyeri dada.

Hampir 40 persen pasien melaporkan gejala depresi baru atau berkelanjutan selama tahun pertama pandemi.

“Temuan ini signifikan. Dalam melihat tahun pertama pandemi, kami sudah melihat efek kesehatan mental pada pasien kami,” kata ahli penyakit dalam, Heidi T. May dari Intermountain Healthcare Heart Institute yang sekaligus peneliti utama studi tersebut.

“Kita sudah tahu bahwa depresi meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular dan masalah kesehatan kronis lainnya, jadi ini sangat memprihatinkan dan menyoroti pentingnya skrining pasien dan menyediakan sumber daya kesehatan mental yang mereka butuhkan.”

Studi itu membagi dua kelompok; kelompok pertama adalah orang yang tanpa atau tidak lagi menderita depresi, dan kelompok kedua orang yang diidentifikasi dengan gejala depresi. Penelitian menunjukkan bahwa kelompok pertama 2,8 kali lebih mungkin mengunjungi ruang gawat darurat dan 1,8 kali lebih mungkin mengalami nyeri dada.

“Jika orang menjadi lebih tertekan karena pandemi, dalam beberapa tahun, kita bisa melihat insiden penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi,” kata May, seperti dikutip dari CTV, Minggu (14/11).

Ia berharap para dokter benar-benar menyadari kesehatan mental pasiennya sehingga dapat segera ditangani dan diobati untuk meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan, "dan mudah-mudahan menghindari perkembangan masalah kesehatan berikutnya di masa depan. Ini penting karena pandemi masih belum berakhir,” lanjut May.