PWI Jatim Gandeng Kadin Beri Pelatihan Jurnalis Pahami UMKM

Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim (tengah) bersama Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto  dan Ketua HIPMI jatim melakukan penandatanganan kerjasama, di Grand City Surabaya/Ist
Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim (tengah) bersama Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dan Ketua HIPMI jatim melakukan penandatanganan kerjasama, di Grand City Surabaya/Ist

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur melakukan kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin ) Jatim dalam bentuk pemberian pelatihan bagi para jurmalis untuk memahami Unit Usaha Mikro Menengah (UMKM), di arena Inapro Expo, di Convex Grandcity, Kamis(25/11) malam.


"Dengan adanya penandatanganan ini, dari sisi PWI akan dilakukan kelas khusus pelatihan bagi jurnalis untuk memahami lebih jauh tentang UMKM," kata Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (26/11).

Khususnya, sambung Lutfil, soal-soal peran UMKM  yang besar terhadap ekspor,  penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya yang signifikan terhadap rata-rata GDP(Gross Domestic Produk) dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah per tahun.

Lebih lanjut Lutfil mengatakan, pemahaman terhadap kondisi UMKM saat ini bagi para jurnalis sangat perlu meskipun disisi lain UMKM  kerap mengalami sulitnya akses pembiayaan modal perbankan, serta rendahnya peran pemerintah dalam menembus pasar baru ekspor.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, mengatakan sejauh ini Kadin telah melakukan berbagai kegiatan untuk penguatan UMKM agar bisa naik kelas, diantaranya adalah membimbing dan menciptakan pendamping UMKM bersertifikat.

Selain itu, bersama Bank Indonesia dan Pemprov Jatim, Kadin Jatim juga telah mendirikan Rumah Kurasi yang bertugas menstandarkan produk UMKM agar bisa diterima di pasar global.

“Agar Rumah Kurasi ini bisa bekerja maskimal membantu UMKM, Kadin Jatim bersama BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) telah membimbing dan melatih serta mensertifikasi sekitar 5 kurator di setiap kabupaten kota di seluruh Jatim. Dan kami menargetkan ada sekitar 1.000 produk yang bisa dikurasi,” pungkas Adik.