Gubernur Khofifah Terima Anugerah Dwija Praja Nugraha Dari PGRI Pusat

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/dok hms
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/dok hms

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima anugerah Dwija Praja Nugraha dari Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Anugerah ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada Kepala Daerah yang dianggap memiliki perhatian dan komitmen luar biasa pada dunia pendidikan, guru dan PGRI.


Penghargaan berupa lencana dan piagam tersebut disematkan dan diberikan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd kepada Gubernur Khofifah saat Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT ke-76 PGRI tingkat nasional Tahun 2021 di Convention Hall Grand City Surabaya, Sabtu (4/12).

Atas penghargaan tersebut, Gubernur Khofifah mengucapkan terimakasih dan apresiasinya kepada seluruh warga Jawa Timur khususnya para guru, tenaga  pendidik dan kependidikan  atas kerja keras dan dedikasinya untuk pendidikan Jatim. Oleh karenanya, ia senantiasa mendoakan agar para guru, pendidik dan tenaga kependidikan  selalu sehat, kuat dan semangat dalam menjalankan tugas mendidik anak bangsa. 

“Setiap peringatan Hari Guru Nasional, saya tak akan pernah mengawali selain dengan mengucapkan terima kasih atas perjuangan dan dedikasi bapak ibu guru semua. Terima kasih telah membaktikan hidup untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, dan tentunya penghargaan ini tentunya juga saya dedikasikan untuk seluruh guru di Jatim,” kata Khofifah.

Tidak hanya itu, dalam peringatan HUT ke-76 PGRI dan HGN ini Khofifah turut menyampaikan apresiasi bagi para guru, pendidik dan tenaga pendidik yang telah melalui dua tahun pandemi Covid-19 yang telah mengguncang sektor kehidupan termasuk pendidikan. Dimana selama hampir dua tahun pandemi ini, dalam bidang pendidikan, guru dan siswa dipaksa beradaptasi dalam pembelajaran daring atau virtual.

“Sebagian besar guru mungkin mengalami kesulitan di awal, tetapi berkat kerja keras akhirnya para guru  berhasil beradaptasi. Itu semua karena komitmen dan kesungguhan hati para guru untuk menjaga semangat pendidikan,” katanya.

Khofifah mengatakan, berbagai upaya dalam bidang pendidikan terus dilakukan Pemprov Jatim. Hal itu tentunya membuahkan hasil berupa prestasi di bidang pendidikan. Diantaranya Jatim berhasil menjadi provinsi yang siswanya terbanyak lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini, baik melalui jalur reguler maupun Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah.

Selain prestasi dalam SBMPTN maupun SNMPTN, tahun ini Provinsi Jatim juga berhasil keluar sebagai juara umum Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2021. Sebelumnya di tahun 2020, di ajang yang sama, Jatim juga meraih gelar juara umum. KSN Merupakan event yang digelar Pusat Prestasi Nasional (PPN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan merupakan ajang yang sangat bergengsi bagi dunia pendidikan di Indonesia. 

Serta adapula Penilian Indeks Kinerja Urusan  Pendidikan yang dilaksanakan oleh Kemendagri,  dimana Jawa Timur menjadi yang tertinggi di indonesia.

“Ini artinya bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para guru dan para pendidik di Jatim sudah on the right track, pada posisi yang benar. Namun saya berpesan agar jangan pernah lelah berinovasi, terus  meningkatkan improvement karena hari ini sangat dinamis sekali, kita kerja keras pihak lain berlari kencang, kita berlari orang lain melakukan lompatan, kita melompat, orang lain menggunakan Artificial Intelligent,” katanya.

Menurutnya, transformasi digital hari ini menjadi sebuah keniscayaan dan keharusan. Ditambah kondisi pandemi mendorong dunia pendidikan harus terus beradaptasi. Untuk itu ia terus mendorong para guru untuk mengupgrade kemampuan, inovatif dan kreatif memanfaatkan teknologi dan ruang-ruang digital untuk mengajar dan mendidik murid-muridnya. 

“Hal ini karena yang dihadapi saat ini adalah Generasi alfa, generasi yang sejak lahir sudah hidup di dunia dengan perkembangan teknologi yang pesat. Tidak hanya itu, murid yang diajar adalah generasi digital, maka guru pun harus mampu berkomunikasi dengan bahasa digital pula. Guru harus bisa beradaptasi cepat dan menyesuaikan diri berkomunikasi di ruang digital,” katanya.

Perkembangan teknologi untuk pembelajaran, lanjutnya, membuat ilmu pengetahuan dapat diakses secara bebas. Siswa kini dapat belajar dari berbagai sumber tidak hanya dari Lembaga Pendidikan formal seperti sekolah. Namun, ada yang tidak dimiliki oleh sumber-sumber itu, yaitu sentuhan, pengalaman, dan kebijaksanaan seorang guru. 

“Sesungguhnya hal itu justru hari ini menjadi sangat krusial untuk membentuk karakter anak di tengah terpaan informasi dan pengaruh dari luar. Oleh karena itu, saya berharap guru dapat menjalankan peran sebagai pendidik seutuhnya, tidak hanya pemberi ilmu tetapi juga orang tua di sekolah yang menjadi  pembentuk karakter siswa,” katanya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, pada 18 Agustus 2020  tahun lalu Jatim mulai melakukan pemetaan terkait pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap. Dimana satu kab/kota hanya satu sekolah, 1 SMA, 1 SMK atau sederajat dan satu kelas hanya diisi 10 orang di awal. 

Tidak hanya itu, setiap UPT Pemprov Jatim dan cabang dinas pendidikan Provinsi Jatim wajib menyiapkan tempat pembelajaran. Selain sarana prasarana, disiapkan pula jaringan internet yang lancar. Ia pun meminta tidak menyiapkan tempat pembelajaran namun juga menyiapkan makan siang. 

“Kami menyebut ini hybrid learning  secara bertahap. Ini sesuatu yang kita ingin bangun dalam upaya kita meningkatkan SDM, dan tanggungjawab kita. Dan Alhamdulillah ini semua berjalan lancar. Terimakasih support Bupati/Walikota dan seluruh kepala cabang dinas pendidikan se - provinsi Jatim,” katanya.

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd memgatakan bahwa sebelum memberikan anugerah Dwija Praja Nugraha kepada Gubernur Khofifah, PGRI telah melakukan penelusuran mendalam atas kriteria yang telah ditetapkan baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, maupun jejak digital.

“Sampai akhirnya para panelis memutuskan memberikan anugerah Dwija Praja Nugraha kepada Ibu Gubernur Jatim, ditambah beliau sebagai Gubernur telah banyak menerima penghargaan kurang lebih ada 120 penghargaan baik nasional maupun internasional. Semoga anugerah ini bisa menambah semangat ibu dalam mendarma baktikan diri bagi bumi pertiwi khsususnya di Jatim,” katanya.

Menurutnya, sesuai tema peringatan HUT ke-76 PGRI dan HGN tahun 2021 yakni ‘Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan Menuju Bangkit Guruku, Maju Negeriku: Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’ mengandung makna bahwa peran guru, dosen, pendidik dan tenaga kependidikan sangat strategis dalam peningkatan mutu pendidikan.

“PGRI memandang bahwa diantara beragam dampak covid-19, ada makna positif atau turning point bagi PGRI dengan menjadikan disrupsi teknologi sebagai kekuatan untuk mengubah arah dan strategi perjuangan organisasi dalam meningkatkan martabat dan dan marwah anggota organisasi,” katanya.

Prof. Unifah mengatakan, pandemi ini melahirkan kegairahan baru bagi guru untuk terus belajar. PGRI juga memfasilitssi jutaan guru terkoneksi untuk saling belajar melalui beragam kegiatan baik webinar, workshop, termasuk ketika alan menghadapi ujian PPPK. 

Menurutnya, inovasi teknologi pembelajaran saat ini telah menjadi bagian dari perbincangan sehari-hari, memperkuat solidaritas dan soliditas. PGRI mempelopori lahirnya guru era baru dimana belajar dan pelatihan tidak hanya dimonopoli oleh mereka yang ada di perkotaan, tetapi juga akses bagi semua. 

“Terimakasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang tidak pernah lelah mendengar suara hati kami, mengerti kebutuhan dan harapan jami terutama dalam penyelesaian berbagai persoalan guru, honorer dan guru 3T baik negeri dan swasta, serta menjadikan guru, dosen, mahasiswa dan pelajar untuk diprioritaskan dalam vaksin covid,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah berkesempatan langsung menyapa para guru yang berada di luar negeri dan daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) secara virtual. Diantaranya Didit Janu dari Kab. Malang yang menjadi guru di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Thailand, kemudian Eka Ermonika tenaga kependidikan honorer di NTB.

Serta turut meninjau stand pameran yang menampilkan inovasi hasil karya guru-guru se-Jatim selama pandemi, baik guru Sekolah Pendidikan Khusus, SMA/SMK, berupa inovasi program pendidikan di Jatim seperti elektrika, robotika dan produk UMKM.

Turut hadir Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Sesdirjen GTK Kemendikbud Prof. Nunuk Suryani, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf, Ketua Kwarda Jatim Arum Sabil, beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, serta para guru anggota PGRI dari berbagai wilayah di Indonesia.