Kultur Antikorupsi di Jateng Terbangun Baik Berkat Ganjar

Pelantikan Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno/Net
Pelantikan Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno/Net

Kultur antikorupsi di lingkungan pemerintahan Jawa Tengah dianggap terbentuk dengan baik berkat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.


Ganjar dianggap tak hanya melakukan reformasi, melainkan revolusi karena perubahannya menyeluruh. Kultur setoran bawahan ke atasan ketika promosi atau mutasi telah dihapus, sehingga para ASN lebih nyaman bekerja dan fokus melayani masyarakat.

“Revolusi besar yang dilakukan Pak Ganjar adalah memberi contoh bagaimana berintegritas tinggi dengan tidak minta setoran. Dengan diberi contoh terlebih dahulu, yang bawah bisa ikuti,” kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/12).                      

Selain penghapusan setoran, Sumarno yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jateng ini menyebut kultur antikorupsi diperkuat dengan adanya program lelang jabatan bagi semua ASN di Jawa Tengah.

Perekrutan melibatkan Komisi Aparatur Negara (KASN) dan panitia seleksi independen. Tidak ada lagi istilah lobi.

“Dengan talent scouting bicara terkait kompetensi. Bukan lagi urut umur, urut kacang atau kedekatan, tapi bicara kompetensi dan profesionalitas," lanjutnya.        

Saat ini, ia mengaku sistem perekrutan tersebut akan tetap dipertahankan di Jateng karena terbukti positif memerangi perilaku koruptif, termasuk juga slogan "Mboten Korupsi Mboten Ngapusi" atau tidak korupsi dan tiak membohongi.

“Kalau sistem pengisian jabatan (lelang) akan tetap berjalan. Ini membuka kesempatan luas kepada yang memenuhi persyaratan dan memeroleh pejabat berkompeten serta profesional,” tandas Sumarno.