Satgas Covid-19 Lockdown Wisma Atlet karena Tak Mau Ambil Risiko

Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran/Net
Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran/Net

Keputusan melakukan lockdown Wisma Atlet Kemayoran Jakarta usai temuan varian Omicron merupakan langkah mitigasi yang dikedepankan Satgas Covid-19.


I"ya itu (lockdown Wisma Atlet) karena memang kebetulan yang ditemukan kasus pertamanya di sana," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny B Harmadi saat menjadi narasumber dalam diskusi daring bertajuk "Heboh Omicron", Sabtu siang (18/12).

Langkah lockdown dinilai penting untuk menghindari penyebaran varian baru tersebut kepada pasien lain di Wisma Atlet, termasuk kepada orang yang keluar masuk Wisma Atlet.

Sebab, menurut Sonny, penularan Omicron ini terbilang cepat. Apalagi, hampir setiap hari ada ribuan orang yang datang dari luar negeri, baik itu WNI dan WNA yang harus menjalani karantina di Wisma Atlet.

"Betul, sekitar 3.000 per hari," tuturnya.

Hal tersebut pula yang melandasi Satgas Covid-19 memperpanjang waktu karantina WNI pelaku perjalanan internasional yang pernah singgah di negara terkonfirmasi kasus omicron wajib karantina selama 14 hari. Sedangkan di luar itu wajib karantina 10 hari.

Masih kata Sonny, karena masa karantina yang panjang itu, dibutuhkan fasilitas yang lebih banyak. Ini lantaran perputaran kamar juga menjadi lebih lambat pastinya.

"Oleh karenanya tantangannya adalah bagaimana menyediakan fasilitas karantina memadai di tengah arus masuk dari luar negeri, terutama WNI yang pulang dalam jumlah cukup besar," tandasnya.