Berhasil Bongkar Ladang Ganja di Lereng Bromo, DPRD Kabupaten Probolinggo Apresiasi Polisi

Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Kadhafi saat menunjukkan tanaman ganja. /RMOLJatim
Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Kadhafi saat menunjukkan tanaman ganja. /RMOLJatim

Kepolisian Resort Probolinggo berhasil menyita puluhan bibit pohon ganja di daerah lereng Gunung Bromo Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Penangkapan itu pun direspons oleh kalangan parlemen.


Berkaitan dengan penangkapan ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Jon Junaidi menyampaikan penghargaannya. Menurutnya, penangkapan ini menunjukkan kesigapan polisi dalam mengantisipasi penyebaran barang haram tersebut.

"Ini sebuah penangkapan yang luar biasa, bayangkan saja narkoba yang sudah ditanam saja berhasil diungkap. Ini menunjukan kesiapan dan kesigapan Polres Probolinggo. Saya pribadi mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih pada Kapolres Probolinggo (AKBP Teuku Arsya Kadhafi) yang sudah menyelamatkan generasi muda penerus bangsa dari bahaya Narkoba,” jelasnya, pada Kantor Berita RMOL Jatim, Selasa (4/01).

Selain itu Jon Junaidi yang merupakan Ketua DPC Gerindra Kabupaten Probolinggo ini juga meminta agar para pelaku diberikan hukuman yang seberat-beratnya. Hal itu mengingat, kawasan Bromo sendiri merupakan objek wisata nasional.

"Gunung Bromo yang indah dan sejuk sudah dikotori oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Polres Probolinggo mengamankan 10 orang tersangka kasus pesta ganja dan penanaman ganja, Sabtu (1/1/2022) lalu. Dalam kasus tersebut, salah satu tersangka mengaku mendapatkan bibit ganja dari Lumajang. Kini, polisi memburu dalam kasus tersebut.

Suntoro Adi Wibowo (32) salah satu tersangka asal Dusun Wonotoro, Rt 03, Rw, 01, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, mengatakan bahwa ia mendapatkan bibit ganja dari Lumajang.

Saat diinterogasi pada rilis kasus tersebut di halaman Mapolres Probolinggo, Selasa (4/1) siang, Suntoro mengaku kalau mendapatkan bibit tersebut dari Kabupaten Lumajang. Kemudian, bibit itu dibawa ke rumahnya untuk dilakukan penanaman.

Ia tanam bibit tersebut menggunakan bedek dengan plastik hitam, yang kemudian disimpan dalam gudangnya untuk selanjutnya ditaman di lahan milik temannya, Runtut Bakat Noto (40) warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. 

Suntoro memilih menanam di pegunungan, karena dinilai cuacanya yang dingin dan sangat cocok untuk pertumbuhan ganja. Ia juga mengaku kalau dirinya belajar teknik penanamannya secara otodidak, dan dengan cara penanaman pada umumnya.

Lalu, untuk apa ganja itu? Suntoro mengaku untuk dikonsumsi sendiri dan tidak untuk dijual ke orang lain. Namun jika dijual, harga tiap paket plastik klip ganja itu seharga 100 ribu rupiah.