Selain muncul usulan penambahan masa jabatan Presiden, terbaru kembali disuarakan tentang presiden bisa maju selama 3 periode.
- Ketua DPD RI Puji Pidato Prabowo Subianto Sebagai Patriotik Sejati
- Denny JA Ungkap 5 Alasan Jadi Konsultan Politik Prabowo
- Pengamat: Jokowi Telah Bayar Tunai Jasa Prabowo
Meski pihak Istana berkali-kali menegaskan menolak, nyatanya dorongan terus muncul. Bahkan juga sudah beredar sebuah poster dukungan Prabowo calon presiden dan berpasangan dengan Jokowi sebagai pendampingnya.
Pengamat politik Iwel Sastra berpendapat Sah saja ada pihak yang menggaungkan wacana agar Jokowi maju sebagai Cawapres mendampingi di Pilpres 2024 mendatang.
Namun demikian, Iwel melihat wacana itu sangat sulit terwujud. Apalagi kalau Jokowi harus menjadi Cawapres, secara politik tidak menguntungkan bagi Presiden dua periode itu.
"Dari presiden turun pangkat jadi wakil presiden tentu tidak menguntungkan bagi Jokowi," demikian analisa Direktur Mahara Leadership ini dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (12/1).
Lebih lanjut Iwel menganalisa, sikap politik Jokowi akan tidak jauh berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014 silam.
SBY, kata Iwel, saat itu dengan tegas menolak. Ia menegaskan penolakannya karena merasa dilecekan dengan mengemukanya usulan itu.
"Waktu itu sama halnya dengan Jokowi, SBY sudah menjabat 2 periode sehingga tidak bisa maju lagi sebagai capres. SBY merasa dilecehkan dan diperolok-olok dengan usulan tersebut," terang Iwel.
- Ketua DPD RI Puji Pidato Prabowo Subianto Sebagai Patriotik Sejati
- Warga Antre Beli Sembako Murah hingga Pingsan, Ini Usul Al-Hasanah Foundation kepada Presiden Jokowi
- Rencana Jokowi Sematkan Pangkat Jenderal ke Prabowo, TB Hasanuddin: Dalam TNI Tak Ada Pangkat Kehormatan