Silaturahim Sowangan di Bondowoso Dapat Atensi Pemda

Suasana kopdar Sowangan Bondowoso/RMOLJatim
Suasana kopdar Sowangan Bondowoso/RMOLJatim

Komunitas Sowangan Bondowoso mengadakan kopi darat (kopdar) dengan sejumlah komunitas Sowangan dari kabupaten tetangga, Minggu (23/1).


Komunitas Sowangan dari kabupaten Banyuwangi, Situbondo, Jember Lumajang hingga Sidoarjo berkumpul di lapangan desa Wonosuko kecamatan Tamanan untuk menerbangkan (Ngonjuk) layangan berukuran lumayan besar.

Disampaikan Kepala Disparbudpora Bondowoso, Mulyadi, menganggap acara Ngonjuk bareng sangat identik dengan wisata. Sebab di dalamnya juga ada unsur budaya, bahkan olahraga. 

"Bahkan bukan hanya budaya. Olahraga juga. Itu narik-narik layangan besar begitu, olahraga," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Melihat animo masyarakat yang amat besar, Mulyadi menyatakan kebiasaan Ngonjuk bareng oleh warga sudah layak untuk dieksplorasi. Rencananya, pihaknya ke depan akan mendorong pelestarian budaya Ngonjuk bareng dengan beberapa tambahan inovasi agar tampak lebih menarik.

"Apalagi di Bondowoso wisatanya lebih banyak menjual sumber daya alam, di situ bisa dikolaborasikan. Di kawah Wurung misal. Jika ada layang-layang begini pasti lebih menarik," jelasnya.

Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir mengaku sangat terhibur dengan festival yang dilangsungkan warga yang dipelopori oleh komunitas Sowangan Ki Ronggo Bondowoso. 

"Saya rutin gowes lewat sini ternyata ada kegiatan Ngonjuk bareng. Saya lihat ini bagus. Memang betul-betul even yang muncul dari bawah (Masyarakat)," terangnya.

Sebagai wakil rakyat di gedung dewan, Ahmad Dhafir menilai budaya Ngonjuk layangan sebagai potensi yang dapat menyokong majunya pariwisata Bondowoso. Asalkan dalam pengembangannya ada campur tangan dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora). 

Dalam gelaran festival Mgonjuk bareng, kata Dhafir, ada nilai pelestarian budaya. Disamping secara tidak langsung dengan adanya even tersebut telah memberikan dampak kebangkitan ekonomi bagi warga sekitar. Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah dapat menjadikannya sebagai festival tahunan.

"Efek domino dari kegiatan ini berdampak pada ekonomi masyarakat. Ini banyak yang jualan. Ini bagian dari tradisi budaya sekaligus pendukung untuk majunya pariwisata. Jika diagendakan menjadi even tahunan ini bagus," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Wonosuko, Safi'udin, mengaku bersyukur beberapa pejabat melirik aktivitas positif yang dilakukan warganya. Menurutnya, segala bentuk dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan.

"Ini memang kebiasaan warga setiap musim angin tiba. Yang hadir sekarang ini pun bahkan banyak dari luar kota. Ada komunitas Sowangan dari Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Jember bahkan Sidoarjo," pungkasnya.