Tentukan Arah Kiblat Masjid dan Musholla, Kemenag Bondowoso Lakukan Kalibrasi

Petugas Hisab Rukyat Kemenag Bondowoso/ist
Petugas Hisab Rukyat Kemenag Bondowoso/ist

Kementrian Agama (Kemenag) Bondowoso melakukan pengukuran arah kiblat di salah satu perumahan Badean yang akan mendirikan tempat ibadah di lokasi tersebut, Rabu (2/2).


Sejumlah petugas dari tim Hisab Rukyat Kemenag Bondowoso, melakukan pengukuran arah kiblat di salah satu perumahan Badean yang akan mendirikan tempat ibadah di lokasi tersebut.

Arah kiblat itu dapat diketahui setelah tim hisab rukyat Kemenag Kabupaten Bondowoso usai melakukan kalibrasi di berbagai daerah. Walaupun memang sebagian besar tempat tersebut arah kiblatnya sudah sesuai.

Menurut Ketua Tim Hisab Rukyat Kemenag Bondowoso, Suharyono, saat ini terdapat 1200 tempat ibadah berupa masjid, kemudian musala mencapai tiga ribu hingga empat ribu. Setelah pihaknya melakukan kalibrasi, arah kiblat di berbagai tempat ibadah tersebut ada yang sudah sesuai. Walaupun demikian, pihaknya juga menemukan sejumlah tempat ibadah yang kurang tepat arah kiblatnya. 

"Artinya perlu kita kalibrasi lagi. Kita luruskan lagi arah kiblatnya," terangnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dari 1200 masjid, pihaknya baru melakukan kalibrasi di 300 tempat saja. Karena keterbatasan tenaga yang tergabung dalam tim tersebut. Selain itu, pihaknya melakukan kalibrasi juga masih berdasarkan panggilan. Terlebih melakukan kalibrasi di masjid juga dianggap menjadi hal yang rawan. "Kami pernah dicap sebagai perusak masjid," tuturnya sembari tertawa.

Salah satu penyebab tempat ibadah di Bondowoso masih ada yang kurang tepat, menurut Suharyono, akibat terlalu lama dijajah oleh Belanda. Disebutkan pada zaman dahulu, ada tokoh belanda yang belajar islam dengan tujuan memecah belah. 

Termasuk terkait arah kiblat yang diarahkan cukup ke barat saja. Padahal secara hitungan dengan ilmu falakiyah, arah kiblat tidak cukup ke barat. Padahal jika hanya ke arah barat, maka akan tembus ke Tanzania ke Afrika. 

"Makanya harus dihitung dari arah barat miring ke kanan itu berapa derajat.Arah barat itu 270 (derajat). Padahal arah kiblat kita 294 sekian," terangnya.

Terdapat beberapa cara untuk melakukan perhitungan arah kiblat. Diantaranya menggunakan bayang-bayang matahari, pada jam tertentu, lanjut Suharyono, ada waktu bayang-bayang benda yang tegak lurus, mengarah langsung ke arah kiblat. "Setiap hari jamnya beda. Tapi hasilnya pas," tuturnya.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengukur arah kiblat adalah menggunakan bantuan kompas. Cara ini membutuhkan beberapa hal yang harus dilakukan sehingga hasilnya dapat maksimal. 

Diantaranya melakukan kalibrasi variasi magnet, lintang bujur, dan lain sebagainya. Selain itu, untuk mengukur menggunakan kompas tidak boleh diletakkan di bawah atau di lantai. "Itu juga ada kelemahan, plus minusnya tapi kecil," pungkasnya.