Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng, Pemkab Bondowoso Salurkan 6000 Liter

Diskoperindag membagikan minyak goreng di sela operasi pasar (sugianto/RMOLJatim)
Diskoperindag membagikan minyak goreng di sela operasi pasar (sugianto/RMOLJatim)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) menggelar operasi pasar minyak goreng di enam titik, Rabu (9/2).


Adapun 6 titik tersebut yakni di pasar Kecamatan Sumberwringin, Sukosari, Tapen, Klabang, Prajekan dan Cermee.

Dalam operasi ini, Pemkab Bondowoso menggandeng produsen minyak di Sidoarjo, PT. Mega Surya Mas.

Kabid Perdagangan Diskoperindag Bondowoso Totok Hariyanto, mengatakan, operasi pasar di masing-masing kecamatan dijatah 1.000 liter. Karena memang total minyak yang didapat hanya 6ribu liter.

"Kalau harganya kita jual Rp 13.500 per liter," kata Totok dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Sama seperti operasi pasar sebelumnya, kata Totok, para pembeli juga masih akan dibatasi untuk membeli minyak. Masing-masing orang maksimal membeli sebanyak dua liter.

Untuk mengantisipasi adanya seorang warga membeli berulang-ulang,  Totok mengaku pihaknya memberlakukan wajib menunjukkan KTP dan menggandeng pihak pasar.

"Kami pun juga minta bantuan teman-teman pasar. Mereka kan hafal orang-orang satu per satu," ujarnya.

Totok mengakui, pihaknya melakukan operasi minyak goreng dengan menyasar konsumen secara langsung. Bukan kepada penjual atau toko kelontong.

Alasannya, di tengah langkanya minyak goring mereka yang menjadi masyarakat terdampak secara langsung.

Sementara untuk toko-toko kelontong, Totok, pihaknya khawatir jika menyasar itu justru akan dijual kembali dengan harga lama dengan alasan stok lama.

"Makanya sasaran kami kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan," tegas Totok.

Disebutnya bahwa operasi minyak goreng ini dilakukan karena permasalahan minyak goreng masih belum usai. Kerap masih dijumpai di toko modern berjaringan, stok minyak habis diserbu oleh masyarakat.

Sementara di pasar tradisional atau di toko biasa, masih ada penjual yang memiliki stok lama, sehingga mereka juga menjual dengan harga sebelumnya yang lebih mahal.

"Sebenarnya pedagang bukan enggan menjual minyak dengan harga Rp 14 ribu per liter. Tapi, mereka tidak memperoleh kompensasi dari suplier atau distributor," pungkasnya.