Penghasil Kopi Terbesar, Banyuwangi Promosikan Lewat Festival Fotografi

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berfoto di samping karya pemenang lomba kategori penyajian/humas)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berfoto di samping karya pemenang lomba kategori penyajian/humas)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kian gencar mempromosikan kopi lewat Foto Kopi Festival. Ajang lomba fotografi yang diikuti ratusan fotografer kalangan milenial.


Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang menggabungkan kegiatan serta berkarya dengan lensa untuk mengangkat potensi kopi dari Banyuwangi.

"Melalui kegiatan ini, pemkab ingin menggairahkan dunia fotografi di tengah masa pandemi Covid-19, sekaligus mempromosikan potensi kopi Banyuwangi," kata Bupati Ipuk saat penyerahan hadiah kepada pemenang lomba di perkebunan kopi Kalibendo, Banyuwangi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (20/2).

Ipuk menjelaskan data BPS menyebut Banyuwangi masuk dalam lima daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Dan menariknya, kata dia, kopi yang dihasilkan didominasi perkebunan rakyat. 

"Kopi Banyuwangi telah merambah pasar Eropa. Dan yang membuat saya lebih bangga, UMKM kopi di sini berkembang. Kopi Banyuwangi ini juga menjadi tuan rumah di daerahnya. Kafe dan warung kopi yang ada di Banyuwangi hampir semua menyuguhkan kopi Banyuwangi karena cita rasanya yang memang khas," kata Ipuk. 

Dari kompetisi ini dapat terkumpul 300 karya dari 185 peserta. Mereka mengikuti kompetisi yang terbagi dalam tiga kategori. Kategori penyajian atau proses, landscape, dan still life.

"Pandemi telah berdampak pada banyak sektor. Maka untuk kembali menggerakkan sektor-sektor yang terdampak maka perlu dilakukan cara-cara yang kreatif. Lewat kompetisi fotografi ini contohnya," kata Ipuk. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda menjelaskan bahwa lewat kompetisi ini pemkab ingin berbagi cerita seputar kopi Banyuwangi lewat karya artistik yang dihasilkan oleh kalangan muda.

"Hasil jepretan para peserta harus menceritakan sebuah pesan tentang kopi. Bisa mulai dari pohon kopinya, proses pengolahan hingga produk kopi itu sendiri. Dengan kompetisi ini kami berharap dapat memberikan informasi dan narasi kopi Banyuwangi melalui bahasa gambar," kata Bramuda.

Sementara itu, salah satu juri kompetisi ini, Ahmad Zulkarnain yang biasa dikenal dengan Bang Dzoel mengaku sangat mengapresiasi karya-karya peserta yang masuk.

“Ratusan karya yang masuk didominasi anak-anak muda. Saya berharap, pemkab secara periodik menggelar kompetisi ini dengan tema-tema lain yang menarik,” kata Dzoel.

Dari kompetisi tersebut, Harfi Yulian Bimantara yang mengusung foto “Nggoreng Kopai” menjadi jawara untuk kategori penyajian/proses. Harfi memotret warga Desa Kemiren Banyuwangi yang sedang menyangrai kopi secara tradisional.

Kategori landscape diraih Imam Asadi dengan judul Memetik Kopi, dan Fikri Bakti Sosial dengan karya Rasio Takaran Penyajian Kopi menjadi jawara di kategori Still Life.