Muscab-II IKA PMII Banyuwangi, Reinkarnasi atau Regenerasi Kepemimpinan?

Hafiluddin/ist
Hafiluddin/ist

MUSCAB atau Musyawarah Cabang Ikatan Keluarga Alumni PMII (IKA-PMII) Banyuwangi mulai bergulir. Para kandidat atau calon pun bermunculan.

Akhir pekan ini, dijadwalkan akan menjadi ajang silaturahim kader dan alumni PMII hingga pemilihan calon Ketua Umum Pengurus Cabang IKA-PMII Banyuwangi selama lima tahun mendatang.

Sesuai undangan, forum itu akan digelar di Kampus II Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, Kecamatan Tegalsari, pada Sabtu, 19 Maret sampai Minggu, 20 Maret 2022.

Tema besar yang diangkat Bergerak Produktif Untuk Banyuwangi Progresif

Setidaknya, pada H-4 ini telah ada 3 kandidat yang mencalonkan diri atau dicalonkan, di antaranya: Muansin alias Hamsin, Achmad Ali Waffa, dan seorang senior kawakan yang aktif di kelembagaan PCNU. Namun, belakangan, nama terakhir tidak (ber)sedia maju dalam chat pribadi ke penulis.

Dua nama itu, Hamsin dan Waffa, secara terang-terangan mencalonkan diri. Bahkan, ada yang sudah menggerakkan tim sukses, mlipir-mlipir dari rumah ke rumah para alumni PMII hingga menggelar pertemuan di tempat terbuka tapi tertutup.

Tiba-tiba, dari story di platform chatting penulis hari ini, ada pesan masuk. Isinya, “aku yo calon” kata sahabat alumni itu menanggapi. Disertai gagasan dan harapan Ketum yang layak terpilih versinya.

Jelang Pemilihan Ketum PC IKA-PMII Banyuwangi

Sebulan yang lalu, sempat ada polling pemilihan calon Ketum IKA-PMII. Posisi teratas ada Zainal Musthofa yang mengantongi 650 suara, disusul Muansin alias Hamsin dengan 452 suara, H Rahman Mulyadi 259 suara. 

Sementara di posisi 4, muncul Achmad Ali Waffa yang didukung 195 suara dan di posisi 5, ada Abdi Fauzi dengan perolehan 119 suara. Fauzi sendiri adalah Ketua Panitia Muscab ini.

Konon, para mantan Ketua Komisariat PMII di tingkat kampus pernah dikumpulkan oleh pendukung salah satu calon yang menghendaki regenerasi model kepemimpinan.

“Kemungkinan, tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan (reinkarnasi) yang sebelumnya”.

Berangkat dari anggapan bahwa, model kepemimpinan PC IKA-PMII yang akan segera berakhir itu, dinilai ideal. Di samping, kondisi dua tahun terakhir dalam masa pandemi Covid-19.

Mungkin memang, tidak ada pemimpin yang bisa mengakomodir seluruh alumni-kader berada di leading sector tertentu. Kalau seorang kepala daerah, mensejahterakan seluruh rakyatnya yang berjumlah 1,7 juta jiwa lebih, misalnya.

Jadi, apakah Ketum PC IKA-PMII terpilih nantinya akan meneruskan model kepemimpinan saat ini, reinkarnasi, atau akan melakukan terobosan-terobosan menuju cita-cita besar organisasi?

“Jawabannya ada dalam visi-misi calon Ketum yang terpilih di Blokagung nanti serta calon pengurus yang akan berkhidmat sepanjang 5 tahun dan ikhlas dalam membesarkan organisasi ini”.

Tidak menutup kemungkinan akan muncul kandidat lainnya, di momen injury time. Mengingat, masih ada sisa waktu 4 hari sebelum hari H nanti.

Penulis pernah menjadi kader PMII di Komisariat IAI Ibrahimy Genteng, Banyuwangi yang kini disebut alumni.

Penulis adalah wartawan RMOLJatim