Syarikat Islam Resmi Dilantik, Siti Zuhro dan Ferry Juliantono Masuk Desk Anti Islamphobia

Lambang Syarikat Islam/Net
Lambang Syarikat Islam/Net

Pengurus Pusat  Syarikat Islam (PP SI) masa bakti 2021-2026 telah resmi dilantik di Jakarta, Senin (28/3). Program utama difokuskan pada kemandirian ekonomi umat.


Ketua Umum PP SI, Hamdan Zoelva mengatakan, sebagai organisasi Islam tertua dan memiliki sejarah panjang dalam proses kemerdekaan, SI punya kewajiban moral untuk menjaga dakwah, ekonomi dan perkembangan masalah sosial keumatan.

"Program utama kita adalah mengembangkan dakwah ekonomi untuk kemandirian umat dan bumiputera,” ujar Hamdan Zoelva dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL.

Yang menarik, dalam kepengurusan SI sekarang dibentuk satu bagian atau desk yang konsen terhadap perkembangan masalah sosial dan agama untuk melindungi para ulama dan umat.

“Kami juga sudah membentuk desk Anti Islamophobia kemarin yang nanti akan dilanjutkan pertemuan Seluruh organisasi Islam lainnya," tegasnya.

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, fenomena Islamofobia sudah mulai nyata di Indonesia melalui narasi-narasi yang sifatnya mendiskreditkan. Karena itu, hal tersebut harus segera diluruskan.

"Bagi saya nyata dan sangat merugikan umat Islam, baik melalui media sosial maupun media perseorangan, dan aksi-aksi. Oleh karena itu, kita ingin luruskan.  ekstremisme juga yang harus kita berikan pengertian bahwa Islam bukan teroris, bukan kekerasan," tuturnya.

Menurut Hamdan, desk anti-Islamofobia SI akan memiliki dewan pengarah yang beranggotakan majelis siyasah Syarikat Islam yang dipimpin Profesor Siti Zuhro dari BRIN. Lalu ada juga dewan pengarah yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam Ferry Juliantono.

"Kami mengidentifikasi seluruh masalah terkait Islamofobia ini. Kita juga akan mengundang instansi terkait misalnya BNPT untuk menyatukan pandangan mengenai persoalan ini," paparnya.

Setelah itu, lanjut Hamdan Zoelva, Syarikat Islam juga akan menyusun agenda aksi, antara lain counter informasi melalui media, melalui pernyataan dan saat-saat tertentu melalui aksi dalam menghadapi Islamofobia.

Dalam kesempatan yang sama, Ferry Juliantono menyatakan  bahwa pihaknya akan mempersiapkan naskah akademik hingga menggalang masukan dari organisasi dan lembaga internasional maupun domestik terkait Islamofobia ini.

"Syukur-syukur insya Allah kita juga bisa membuat rancangan undang-undang anti-Islamofobia untuk diserahkan ke DPR," katanya.

Selain itu kata Ferry, program yang menjadi fokus SI berikutnya adalah terkait pemberdayaan ekonomi umat melalui berbagai program pemberdayaan.

"Ekonomi umat harus kuat agar kita jadi bangsa di segani salah satu indikator untuk itu adalah ketahanan pangan harus kuat," tambah Ferry yang juga Wakil Ketua Umum DPP Gerindra.