Kemenkes Perlu Update Berkala Dugaan Hepatitis Akut agar Masyarakat Semakin Waspada

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia. Untuk itu, peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan di tanah air.


Apalagi, kata anggota DPD RI Fahira Idris, penyakit yang sedang melanda dunia dan belum diketahui penyebabnya itu kini diduga telah masuk ke Indonesia. Setidaknya dugaan muncul setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, penyampaian informasi terkait hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini perlu dilakukan secara berkala melalui semua saluran informasi untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas ancaman penyakit yang masih misterius ini.

Kewaspadaan masyarakat perlu dibangun karena menjadi strategi pencegahan yang efektif agar penyebaran penyakit ini tidak meluas. Semakin sedikit kasus yang terjadi, semakin baik agar penanganan pasien yang diduga hepatitis akut bisa semakin maksimal.

“Hemat saya, penting bagi pemerintah, terutama Kemenkes untuk terus mengupdate perkembangan atau temuan baru soal dugaan hepatitis akut ini agar masyarakat semakin waspada. Selain itu, yang harus terus disosialisasikan adalah gejala-gejala dan tips pencegahan agar anak-anak terhindar dari penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya ini. Termasuk langkah atau tindakan yang harus dilakukan jika ada anak kita yang bergejala hepatitis akut,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (6/5).

Menurut Fahira, langkah penting yang juga perlu ditempuh adalah memastikan semua fasilitas kesehatan bahkan hingga di level paling bawah untuk peduli terhadap kasus dugaan hepatitis akut.

Jika ada pasien terutama anak-anak yang menunjukkan gejala misalnya mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran, harus segera mendapat perhatian ekstra dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih besar dan lengkap misalnya rumah sakit.

“Kesigapan ini penting karena semakin cepat ditangani maka anak-anak yang diduga mengidap hepatitis akut bisa tertolong,” pungkas Senator Jakarta yang juga seorang pemerhati anak ini.

Sejak resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus penyakit ini terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.