Pengamat: Prabowo ke Jokowi Buru Restu, ke Megawati Tagih Batutulis

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianti bersama Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/Net
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianti bersama Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/Net

Langkah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sowan ke dua elite politik, yakni Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, memiliki maksud dan tujuan yang berbeda.


Hal itu setidaknya ditangkap oleh Direktur Eksekutif Political and Public Policy, Jerry Massie, setelah mengamati wacana terkini usai Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan bertemu dua tokoh politik tersebut.

Pertama, dia menilai pertemuan Prabowo dengan Jokowi di Yogyakarta pada intinya bukan silaturahmi antara kepala pemerintahan dengan menterinya. Tapi lebih pada berburu restu agar pencalonan pada 2024 mendatang lancar.

"Mengingat dia akan berjibaku pada pilpres, maka restu Jokowi dibutuhkan, " ujar Jerry dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/5).

Jerry melihat, Prabowo yang masih berniat untuk maju sebagai capres 2024 mesti mulai mencari dukungan konkret dari elite politik dan juga elite parpol. Sebab hingga hari ini tidak ada perubahan peraturan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dari 20 persen menjadi 0 persen.

Maka dari itu, Jerry melihat pada momentum Hari Raya Idul Fitri kemarin sengaja dimanfaatkan Prabowo juga untuk menemui Megawati. Tujuannya agar bisa menagih janji politik ketua umum partai moncong putih itu yang belum terealisasi.

"Prabowo sambangi Mega pada intinya hanya mengingatkan perjanjian Batutulis atau ada indikasi meminang Puan sebagai cawapresnya, " tuturnya.

"Gerindra ingin membuka komunikasi dengan PDIP dan memperat soliditas di antara kedua partai penguasa  parlemen ini, " demikian Jerry.