Sekjen DMI Ragukan Kelompok Teroris Bisa Kumpulkan Uang hingga Miliaran Rupiah

Ilustrasi penangkapan teroris/Ist
Ilustrasi penangkapan teroris/Ist

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni meragukan kelompok teroris di Indonesia mengantongi dana hingga miliaran rupiah.


Menurut Addaruqutni, kelompok teroris di Indonesia sangat sulit untuk mengumpulkan uang hingga miliaran rupiah untuk membuat aksi teror.

"Saya tidak percaya orang bisa mengumpulkan (misalnya) 200 ribu dolar AS (untuk kegiatan terorisme). Saya tak percaya uang teroris besar," kata Addaruqutni dalam diskusi 'Menyoal Donator Terorisme' yang digelar Jakarta Journalist Center, Rabu (25/5).

Sebelumnya, pada Senin (23/5) siang, seorang mahasiswa di Malang berinisial IA ditangkap Densus 88 Antiteror Polri karena diduga terlibat pendanaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

IA mengumpulkan dana dengan cara meminta sumbangan ke masyarakat. Lalu, uang tersebut dialirkan ke kelompok ISIS.

Menurut Addaruqutni, salah satu faktor tindakan terorisme adalah soal kemiskinan. Ia pun sudah beberapa kali terlibat dalam upaya deradikalisasi. Untuk meradikalisasi, diperlukan pendekatan ideologi.

"Ini perlu dialog yang intens," tambahnya dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Upaya pemberantasan terorisme hingga tuntas perlu dilakukan dengan melacak sumber pendanaan, tidak hanya menangkap para pelaku.

Hingga saat ini, disebut masih banyak pola transaksi penggalangan dana terorisme, baik melalui media sosial oleh individu maupun organisasi pendukung aksi terorisme di dalam dan luar negeri.

Dari data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ditemukan transaksi mencurigakan terkait terorisme mencapai 1.287 kasus hingga Oktober 2020.

Transaksi yang dicurigai untuk pendanaan terorisme diklaim masuk peringkat 4 besar di bawah korupsi dan narkoba dengan nominal mencapai Rp 104 miliar per tahun.