Pemkot Surabaya dan Baznas Tebus Ijazah 729 Pelajar SMA Sederajat Senilai Rp1,7 Miliar

Wali Kota Eri Cahyadi saat memberikan tanda pelunasan dibayarnya SPP kepada pelajar SMA/RMOLJatim
Wali Kota Eri Cahyadi saat memberikan tanda pelunasan dibayarnya SPP kepada pelajar SMA/RMOLJatim

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyelesaikan administrasi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) 729 pelajar SMA sederajat di Kota Pahlawan.


Administrasi tunggakan SPP 729 pelajar SMA sederajat tersebut dengan nilai total Rp1,7 miliar. 

Ijazah tahun 2020-2021 tersebut sebelumnya ditahan pihak sekolah lantaran 729 pelajar SMA sederajat masih memiliki tunggakan administrasi SPP.

Wali Kota Eri Cahyadi bersama pengurus Baznas Surabaya secara langsung menyerahkan ijazah yang sudah ditebus itu kepada ratusan siswa. 

Penyerahan ijazah ini berlangsung di Gedung Convention Hall, Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya, Selasa (14/6).

"Alhamdulillah hari ini anak-anakku semua bisa menerima ijazah yang memang menjadi haknya kalian semua. Karena bagaimanapun ijazah ini sangat penting untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ataupun untuk bekerja," kata Wali Kota Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Ia menyatakan, sebenarnya ada lebih dari 729 pelajar SMA sederajat yang ijazahnya masih ditahan pihak sekolah. Namun, dia memastikan, saat ini Baznas masih terus menyelesaikan proses klarifikasi jumlah ijazah pelajar tersebut. 

"Masih dalam proses klarifikasi yang dilakukan oleh Baznas," jelas Wali Kota Surabaya.

Tak lupa, Wali Kota Eri juga mengucapkan terima kasih kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Sebab, uang yang digunakan untuk tebus ijazah itu berasal dari zakat yang dibayarkan ASN melalui Baznas.

"Memang zakat adalah kewajiban, dan sekarang bisa dilihat bahwa zakat yang diberikan itu bisa membahagiakan sesama umat. Anak-anak kita yang tidak bisa mendapatkan ijazah, akhirnya hari ini bisa mendapatkan," tegasnya.

Oleh sebabnya, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini memastikan, bahwa upaya untuk membantu kesulitan pelajar SMA/SMK sederajat di Surabaya akan terus dilakukan. 

Sebab, ia menginginkan ke depan tidak ada lagi ijazah pelajar SMA sederajat yang ditahan oleh pihak sekolah. 

"Kita terus lakukan dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi. Semoga tidak ada lagi anak-anak Surabaya yang tidak bisa menebus ijazahnya karena ada hutang," pungkasnya.