Zulham Mubarok Tegaskan Tidak Ada IKA GP Ansor di Malang

Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur, Zulham Akhmad Mubarrok/Ist
Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur, Zulham Akhmad Mubarrok/Ist

Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur, Zulham Akhmad Mubarrok menyeruhkan satu komando dan tegaskan tidak ada IKA GP Ansor di Malang. 


Pernyataan itu muncul, karena ada informasi mengenai pembentukan IKA GP Ansor, dan akan adanya rencana deklarasi yang bakal digelar di Parkir Barat Museum NU Kota Surabaya. 

"Ansor sebagai organisasi pemuda dengan jaringan terkuat di Indonesia harusnya tetap satu komando dibawah kepemimpinan struktur, bukan kemudian bermanuver politik jelang pemilihan 2024 tanpa mengindahkan etika organisasi," tegas Zulham, Rabu (15/6). 

Bahkan, ia juga menghimbau para kader untuk tidak berpolitik di dalam organisasi. GP Ansor sejatinya didirikan untuk kepentingan bangsa dan negara, serta membela ulama Ahlussunnah Waljama'ah dalam segala hal.

"Jangan ada yang berpolitik di internal Ansor, jika mau berpolitik di luar organisasi. Jangan ada juga politik adu domba, memecah belah organisasi. Tidak ada IKA GP Ansor di Malang. Semua satu komando," tandasnya.

Selain itu, Zulham menyampaikan, bahwa GP Ansor tidak mengenal kata Ikatan Alumni (IKA), sebab para pemuda Ansor memiliki tujuan hingga akhir hayatnya, dan purna kaderisasi di GP Ansor adalah pengabdian kepada jam'iyyah Nahdlatul Ulama, agama, bangsa dan negara.

"GP Ansor telah memiliki peraturan maupun struktur organisasi yang jelas dan resmi. Dan, istilah ikatan alumni itu sama sekali tidak dikenal di organisasi GP Ansor. Sehingga, penggunaan istilah dengan membawa-bawa nama GP Ansor jelas sangat tidak tepat," bebernya. 

Sebelumnya, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur, Gus Syafiq Syauqi meminta kepada semua pihak untuk tidak membuat gerakan di luar sistem organisasi GP Ansor. 

Gus Syafiq menilai, bahwa gerakan untuk membentuk IKA GP Ansor yang menjadi isu hangat hari ini adalah gerakan yang tidak produktif bagi organisasi. 

"Sekarang ini, yang dibutuhkan oleh GP Ansor bukan membentuk wadah alumni, tapi revitalisasi peran keumatan dan kebangsaan di tengah surplus anak muda dan tantangan era disrupsi. Kita membaca dan menyimak dengan seksama bahwa rencana deklarasi IKA GP Ansor ini telah menjadi isu dan perbincangan keluarga besar Ansor," tuturnya. 

Bahkan Gus Syafiq menyayangkan, apabila sebagai kader fokus pada hal yang tidak substansial tersebut. 

"Harusnya diskusi kita dan gagasan kita lebih progressif dan bermutu. Kita juga mencari informasi tentang ini, bahwa memang ada informasi dan analisis IKA GP Ansor ini tujuannya adalah politis menyambut kontestasi 2024. Semoga semuanya kembali pada frame besar bahwa GP Ansor adalah Organisasi Idealis yang membawa misi besar Islam dan Indonesia," tandasnya.

Maka, lanjut Gus Syafiq, kepada siapapun yang hendak melakukan deklarasi tersebut untuk mengurungkan niat dan kembali kepada tatanan organisasi yang selama ini sudah sangat baik.

“Kepada para penggagas, kami harap ini untuk segera diakhiri, GP Ansor butuh ide gagasan lain untuk kebesaran organisasi, bukan gagasan yang belum lahir saja sudah bikin gaduh dan tidak produktif," pungkasnya.